Mohon tunggu...
Gianpiero ch Uktolseya
Gianpiero ch Uktolseya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang penyampai pesan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setetes Embun untuk Jiwa yang Kering

10 Agustus 2020   08:00 Diperbarui: 10 Agustus 2020   08:12 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernah kah kamu bertanya kepada dirimu?
Setelah begitu banyak yang kau coba
Sekian air mata mengalir dan tawa yang menutupi rasa mati
Sangat lama menjaga lukisan diri, namun lupa menjaga diri

Dengarkah jeritan itu? Sebuah teriak minta tolong dari hati, yang kau tutupi dengan puas mu
Puas kah engkau? Bahkan hembusan angin kau dengar, dan setiap tetes tinta kau perhatikan
Tapi tidak dengan diri mu.


Bangun dan basuh wajah mu, kamu sudah terlalu lama menghirup bunga tidur
Seka mata mu yang rekat karena tangis
Hapus guratan palsu pada senyum mu kemarin
Masuk lah ke rumah, ambil mantel pemberian sang Penjahit Cakrawala


Tidak, tidak semua semilir rayu angin harus kau ikuti
Dia bisa membuat mu tidur di tengah perjalanan hidup. Takutnya kamu mati.
Bawa bekal nya, ingat tandanya, pikirkan tujuannya, turuti arahannya


Percaya, sesampainya disana semua bahagia tak akan tertahan.
Melihat orang yang pernah tinggalkan mu dengan semangat dan cinta, melihat Dia yang memberi mu nafas dengan pelukan terhangatNya


Jiwa yang menjerit sakit akan berganti dengan sorak-sorai penuh sukacita
Tubuh yang merontak karena hancur oleh semua yang semu, kini menari dan melompat karena merdeka.


Jangan menyerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun