Mohon tunggu...
Kaka Geb
Kaka Geb Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pencinta Kopi, Puisi dan Senja_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anugerah Pagi

17 Juli 2017   08:19 Diperbarui: 17 Juli 2017   08:58 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kejauhan mata menatap
kabut masih tipis-tipis.
Kucoba menerka Semeru yang masih samar-samar

Dari balik jendela kamar
mentari menyusup.
Mencoba melewati kabut,
mendaki dari kaki langit
berusaha menggapai puncak Semeru

Hawa dingin masih melilit.
Menggigit.
Mengisap.

Jauh di bawah kaki Semeru,
menghampar sawah ladang menghijau di mata.

Dari balik pintu kamar,
nyanyian burung daradasih dikawinkan dengan dengkur kakak.

Diantara sunyi dan dingin
ruh kedamaian mengalir disekujur tubuh.
Damai
Tenang
Segar

Disetiap detak detik jam di kamar, kumenikmati setiap proses-Nya_

Batu, 17 Juli 2017|06:20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun