Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama featured

Kisah Yuli Supriati Perjuangkan Hak Layanan Kesehatan Masyarakat

9 November 2015   12:08 Diperbarui: 27 November 2017   16:29 8165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ibu Muslimah yang kasusnya turut diadvokasi Yuli Supriati. | Foto: FB Yuli Supriati)

“Pagi ini diawali mengadvokasi pasien Ibu Marlina yang mau Operasi Caesar anak kedua di RS Bhakti Asih, Ciledug, Tangerang, mempergunakan BPJS Kesehatan kelas 3. Alhamdulillah di-cover. Cuma sayangnya, si (calon) bayi enggak dibuatkan BPJS Kesehatan, jadi buat bayi kenacash, harus bayar. Nah, buat ibu-ibu yang punya BPJS Kesehatan dan lagi hamil, tolong kalau si calon baby sudah di USG, segera buru-buru dibuatkan BPJS Kesehatan, dengan jenis kelamin dari hasil USG, buat jaga-jaga seandainya bayi yang lahir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” saran Yuli paten.

* * *

Yuli pernah juga mengadvokasi seorang kakek bernama Etong. Karena ketiadaan biaya, Etong hanya tergolek tanpa perawatan medis sama sekali.

(Mengadvokasi hak layanan kesehatan masyarakat untuk seorang kakek bernama Entong. | Foto: FB Yuli Supriati)
(Mengadvokasi hak layanan kesehatan masyarakat untuk seorang kakek bernama Entong. | Foto: FB Yuli Supriati)
Pada 14 September 2015, Yuli menuturkan kisah memilukannya di fesbuk:

“Bapak Etong ini warga Kampung Masjid, Jombang. Karena enggak ada biaya beliau terpaksa menahan sakit yang dideritanya sejak Lebaran kemarin. Alhamdulillah, bisa ketemu DKR, sehingga syarat administrasi dan rujukan kini sudah lengkap, besok tinggal bawa ke RSUD Pamulang. Ssemoga besok advokasinya berjalan lancar dan si kakek tertangani dengan baik. Masih terasa pelukan dan ciuman dari sang nenek yamg membuat seluruh tubuhku serasa bergetar. Seorang nenekrenta yang penglihatannya hilang karena Operasi Katarak yang gagal, begitu berharap kepadaku agar suami yang dicintainya bisa sembuh dan sehat kembali.

Seakan tak mau melepaskan pelukannya kepadaku mungkin penantianya yang panjang selama 3 bulan menghadapi suami sakit membuatnya nyaris kehilangan harapan, dan ketika aku yang memang dengan tugasku sebagai relawan melakukan hal kecil, dan biasa-biasa saja berdampak begitu besar terhadap keluarga ini. Aku hanya bisa beristighfar memohon kepada Allah SWT agar hatiku selalu terjaga dan dijauhkan dari kesombongan. Rasanya benar-benaramazing. Tak mampu aku lukiskan dengan kata-kata,” tulis Yuli membuat merinding.

* * *

Yang terbaru, adalah kasus yang menimpa pasien bernama Ibu Punirah, warga Tangerang. Hak layanan kesehatan menggunakan Kartu BPJS Kesehatan kurang terpenuhi dengan baik. Sementara kondisi kesehatan terus memburuk. Keluarga pasien panik luar biasa!

(Mengadvokasi hak layanan kesehatan masyarakat untuk Ibu Punirah, warga Tangerang. | Foto: FB Yuli Supriati)
(Mengadvokasi hak layanan kesehatan masyarakat untuk Ibu Punirah, warga Tangerang. | Foto: FB Yuli Supriati)
Di fesbuk-nya, Sabtu 7 November 2015, Yuli menceritakan kepiluan ini:

Ibu Punirah, warga Poris Jaya, Batu Ceper, Tangerang ini peserta BPJS kelas II. Sudah 4 bulan menjalani rawat jalan ke Poli RSUD Kabupaten Tangerang. Penderita kista ini harus menjalani operasi dan dijadwalkan pada 28 Oktober 2015. Tapi operasi gagal dilakukan karena pasien suhu tubuhnya tidak normal. Kemudian, pasien malah disuruh pulang. Sampai di rumah keadaan memburuk, keluarganya bingung, trauma dengan RSUD. Lalu, pasien dibawa ke RS Husada tapi ditolak dengan alasan kamar penuh.

Karena anaknya bekerja sebagaicleaning servicedi RS Awal Bros di BSD, maka dibawalah sang ibu ke sana. Tapi ternyata itu juga tidak membantu, pasien ditolak dengan alasan kamar penuh. Panik dan kalut melihat ibunya semakin lemah, maka dibawalah sang ibu berobat ke RS Mayapada di Perumahan Modernland DENGAN STATUS UMUM. Keluarga berusaha cari uang buat deposit sebesar Rp 15 juta. Baru 2 hari dirawat pasien kemudian dioperasi, setelah itu karena pasien belum pulih benar, dan kondisinya masih koma maka harus dirawat di HCU. Hari ini sudah 5 hari pasien di RS Mayapada. Total seluruh biaya tagihan Rp 53 juta”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun