Layanan psikologis melalui  bimbingan dan konseling di sekolah telah berlangsung sejak lama. Saat ini, diketahui bimbingan dan konseling telah disamaratakan pada semua jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga menengah atas.Â
Bimbingan dan konseling diperuntukkan kepada semua warga sekolah termasuk guru, staf, dan murid pada khususnya. Oleh karena itu, tujuan utama dari capaian hasil kerjanya adalah membantu semua pihak mencapai well-being atau kesejahteraan psikologis. Â
Tujuan jangka panjang nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan bahwasanya layanan bimbingan dan konseling membantu murid mencapai profil pelajar pancasila yang dapat dilihat dibawah.Â
Supaya implementasi program bimbingan dan konseling berjalan dengan optimal, maka perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan murid. Maksudnya adalah sekolah perlu memahami tugas-tugas perkembangan berdasarkan usia murid terlebih dulu. Kemudian menurunkannya menjadi program kerja bimbingan dan konseling.Â
Perbedaan tugas perkembangan anak menjadikan indikator layanan bimbingan dan konseling pada tiap jenjang pendidikan bervariasi namun berkelanjutan. Berikut akan dibahas satu per satu:
Bimbingan dan Konseling Sekolah DasarÂ
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, murid sekolah dasar berusia antara 6-11 tahun. Kekhasan anak pada periode usia tersebut adalah semangat eksplorasi lingkungan dan ingin mengetahui banyak hal tentang apapun yang ditemui. Mereka juga sangat proaktif di lingkungan menciptakan sesuatu baik secara nyata maupun imajinatif. Pada periode tersebut juga menjadi titik awal periode intelektual sehingga tepat menggali minat dan bakat anak.Â
Karakteristik lainnya yaitu anak mulai mengembangkan ekspresi diri dengan menyatakan perasaan emosi yang dirasakan. Pada masa ini, mereka bisa saja mengalami kebingungan menggunakan kosa kata perasaan yang sesuai untuk mengekpresikan emosi. Pada perkembangan sosial, hubungan pertemanan yang dibina mulai mendalam. Anak mulai mengembangkan preferensinya terhadap karakteristik teman yang disukai. Konflik sosial pun mulai terjadi dalam hubungan yang cenderung empatik.Â
Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama
Murid bangku SMP berusia sekitar 12-15 tahun yang berarti mereka memasuki masa remaja. Karakteristik anak pada masa remaja adalah sulit diatur, keras kepala, berkemauan keras, dan cenderung kuat menetapkan batasan. Â Otonomi diri berkembang pesat dan mulai mempertanyakan tentang "siapa dirinya". Sifat egosentris meningkat dalam proses pencarian jati diri. Aspek sosial dan emosionalnya cenderung tidak stabil, sehingga mudah merasa cemas dan gelisah atas dirinya sendiri.
Remaja SMP juga mulai menunjukkan ketergantungan pada kelompok-kelompok sosial bergengsi. Ketergantungan tersebut dilandaskan oleh rasa ingin diterima dan dikenal luas oleh kalangan sebaya. `Peran orangtua dan orang dewasa lain sangat minim pengaruhnya. Mereka memiliki alasan pribadi terhadap apa yang ingin dan tidak ingin dilakukan menyebabkan perbedaan sudut pandang dengan orang dewasa termasuk didalamnya nilai-nilai hidup yang dianggap penting, serta kebutuhan privasi (menjaga jarak dari orang dewasa).Â
Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas  Â
Rata-rata usia musid SMA sekitar 15-17 tahun, dan masih diperbolehkan hingga 21 tahun. Karakteristik anak pada usia tersebut memasuki masa peralihan dari remaja menengah (middle adolescence). Perkembangan kognitifnya cukup matang untuk membuat keputusan, menyelesaikan masalah, menentukan pilihan hidup, dan mengembangkan orientasi ke masa depan. Menentukan arah karir dan pendidikan setelah menyelesaikan pendidikan formal merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan.