Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Serial Pak Erte) Bidadari Tak Bersayap

2 Juni 2019   17:56 Diperbarui: 2 Juni 2019   18:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bandanesia.com

Buluk, pemuda lapuk warga Kampung Pinggir Kali mendadak lari terbirit-birit lantaran hujan gerimis yang awalnya turun rintik-rintik, tiba-tiba berubah menjadi hujan yang lebat. Laksana ribuan jarum yang siap menusuk tubuh cungkringnya yang tinggal kulit pembalut tulang.

Sudah jadi rahasia umum kalau Buluk  jarang mandi, persis kucing garong yang selalu mencuri di dapurnya Pak Erte dan lari tunggang langgang ketika empok Saidah siap-siap memukul kepalanya pakai sapu, saat si kucing garong ketahuan nyolong ikan goreng di meja dapur.

Itu pun kalau empok Saidah nggak keburu semaput lantaran membawa lari bobot tubuhnya yang seukuran lima karung beras raskin

Si kucing garong pun tak akan bisa leluasa menikmati hasil curiannya. Meski sudah berhasil menggondol ikan dan nangkring di atas genteng.

Tapi tetap saja mpok Saidah akan memburu dan menimpuknya pake sendal jepit.

Tapi lain Buluk, lain juga kucing garong. Karena disaat yang bersamaan si kucing terlihat sedang mengendap-endap masuk dapur, sedangkan si Buluk tengah berteduh menghindari hujan.

Alhasil Buluk terpaksa berdiri berjajar, sembari himpit-himpitan bersama para pejalan kaki yang kebetulan ikut berteduh di bawah canopy toko yang sama. Eiit.., engga, ding! Ternyata mereka yang berhimpitan...

karena Buluk malah berdiri berdampingan dengan pengemis yang setiap harinya mangkal di pertokoan tersebut.

Pengemis itu malah memandang Buluk dengan curiga karena tampang dan penampilan pemuda itu ngga jauh beda dengan penampilannya. Sehingga pengemis itu merasa tersaingi.

"Mas Bro, jangan mangkal disini dong!"  Tegur pengemis setengah umur tersebut sambil menoel-noel bahunya Buluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun