Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Program Keluarga Harapan atau Program Anak Harapan?

1 Maret 2019   22:47 Diperbarui: 1 Maret 2019   23:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh puluhan voucher ektra dari pemda Jerman untuk ibu (pasca melahirkan) dan anak (dok.Gana)

Jadi uang itu mustahil kalau dipaksa hanya dihabiskan untuk keperluan ibunya (yang namanya tercatat di pendaftaran sebagai penerima bantuan atau KPM). Bukankah judulnya bukan program ibu harapan? Ibu tidak boleh membeli baju dan kosmetik dari dana yang ada karena ditakutkan kebutuhan penting untuk anak terabaikan. 

PKH sendiri sebenarnya ditujukan bagi keluarga yang; memiliki anak berusia 0-6 tahun, mempunyai anak berusia < 18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar (SD & SMP) dan sang ibu sedang hamil atau nifas. Intinya PKH untuk dua-duanya; anak dan ibu. Menurut saya, lebih baik dipisah menjadi Program Anak Harapan (PAH) dan Perlindungan Ibu Muda (PIM), misalnya. Jadi setiap keluarga tahu, berapa dana istimewa untuk anak dan berapa dana khusus untuk ibu yang sedang hamil atau nifas tadi. 

Terakhir, harapan saya semoga kementrian sosial semakin membenahi program, menerima umpan balik dari masyarakat, mengadakan pengawasan ketat dan terpadu, PKH semakin merata di pelosok negeri dan tepat sasaran, sehingga benar-benar mampu memutus rantai kemiskinan demi keluarga sehat, sejahtera dan berpendidikan.  Selain itu KPM dapat memanfaatkan subsidi PKH semaksimal mungkin. Indonesia Bisa!(G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun