Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asyiknya Menanam Anggrek di Dalam Ruangan

4 Januari 2015   05:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:52 3456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer pemerhati bunga anggrek? Pemelihara bunga anggrek? Ada teman atau keluarga yang memilikinya? Ternyata bunga anggrek juga bisa dan mudah dirawat di dalam rumah bahkan beberapa kantor dan tempat praktek dokter di Jerman juga memilikinya. Indah dipandang dan asyik lho! Saya sudah mempraktekkan merawat anggrek di dalam rumah kami. Mari-mari lestarikan salah satu pesona puspa Indonesia ....

[caption id="attachment_388124" align="aligncenter" width="640" caption="Merawat anggrek di depan jendela ruang tamu"][/caption]

***

Say it with flowers

Say it with flowers atau katakanlah dengan bunga. Itu sebuah pepatah yang sangat dalam. Tak perlu pakai kata atau hadiah yang mahal, bunga ternyata sudah mengungkapkan perasaan yang tertunda dan tak bisa dikeluarkan dengan sebuah kata atau tulisan sebuku misalnya.

Saya pernah mendapat bunga Edelweis dari pacar pertama saya. Mantan pacar saya yang lain, suami saya, juga pemberi mawar pertama dalam hidup. They said their feeling with flowers. Klepek-klepek memang ... Ternyata tidak hanya dukun yang suka kembang. Hehe.

Say it with flowers. Itu barangkali yang baru saja dilakukan suami dan anak-anak. Mereka ini sudah menghadiahi saya empat pot bunga anggrek saat saya ultah tanggal 1 Januari. Selain mereka tahu mamanya suka anggrek, mereka juga saya beritahu bahwa anggrek adalah bunga yang sangat tipikal Indonesia (anggrek bulan), tahan lama, cantik dan kebetulan waktu itu ada AKTION alias promosi murah, satu anggrek hanya 2,5€ berhubung swalayan lupa menuliskan 2 Rispen bukan 1 Rispe. Memang anggrek itu hanya berbatang 1 bukan 2 seperti yang dipromosikan mereka dalam majalah mingguan untuk menarik minat pembeli. Tapi bisa kok dirawat biar subur dan bercabang dua, tiga.

Oiii. Koleksi anggrek saya di depan jendela rumah jadi tambah. Sudah ada 18! Mungkin akan bertambah karena saya berniat menjadi ibu tiri bagi anggrek teman-teman saya yang kering dan kurang subur. Eman-eman kalau dibunuh alias masuk sampah bio.

Anggrek, hadiah yang indah

Waktu di Indonesia, saya tidak begitu tertarik dengan bunga anggrek. Suami saya pernah membeli satu di rumah, warnanya agak merah muda, ungu. Digantung di pohon mangga di kebun belakang. Hidup, subur. Akarnya puanjanggg ...

Setelah pindah ke Jerman, saya kesal, kesaaaal sekali. Setiap orang memberi saya hadiah bunga anggrek. Entah saat mereka mengunjungi saya di rumah atau saat saya ulang tahun. Ihhhh ... anggrek lagi, anggrek lagiiiii! Ughhh. Tentu, ini karena memang belum tahu cara merawat mereka dan belum tahu begitu serunya memelihara anggrek (saat mereka bertunas, saat mereka muncul kuncup lalu mekar, batang baru ....). Jadi, waktu itu anggrek yang tak berbunga, kering ... saya buang. Jumlahnya ada 10 pot! Coba kalau dari Indonesia sudah tahu cara merawatnya, saya sudah punya 28 pot bunga anggrek kan? Sesal kemudian tetap ada guna, asal ada upaya. Tak boleh mengulangi kesalahan yang sama.

Begitulah, niatan orang-orang Jerman tidak pernah berhenti memberi saya bunga anggrek pada saat mereka bertamu, saat saya ulang tahun atau pada pameran yang saya adakan dan mereka memenuhi undangan. Huuuuh. Saya tak bisa bilang “Tidak mau“, saya tidak boleh menolak. Tapiiii ... sengit ndulit, siapa yang benci akan berubah cinta mati. Itu barangkali pepatah Jawa yang mengingatkan saya akan perubahan bahwa kini, saya sangat mencintai anggrek, setelah mawar (Mawar saya suka karena wadagnya yang cantik meski berduri tapi juga tahan 4 musim, awet).

Belajar merawat anggrek di dalam ruangan

Ya, sejak tahun 2010 saya sudah mulai belajar lagi untuk merawat mereka. Bunga anggrek tentu hanya ada di dalam rumah, dengan temperatur ruangan yang nyaman (19-20 an derajat C) karena Jerman punya 4 musim dan saya tidak punya rumah kaca. Penasaran. Tidak, saya tidak boleh membuang bunga anggrek pemberian orang. Saya harus merawat mereka setidaknya seminggu sekali. Saya sekarang tahu sedikit cara merawat mereka, lewat eksperimen, baca-baca dan tanya-tanya orang Jerman dan pendatang yang suka (atau punya) anggrek:

1.Saat membeli bunga anggrek, saya perhatikan cara membungkusnya. Untuk Jerman memang agak riskan karena ada musim salju. Anggrek yang biasa ditaruh di dalam toko lalu harus keluar sampai ruang parkir dengan temperatur yang lebih rendah, mengagetkan pasti. Sebaiknya, bungkus dengan kertas lagi (bisa didapatkan di depan toko yang bersangkutan, gratis). Istilahnya, diberi jaket. Tidak hanya plastik yang membungkusnya.

2.Setelah berada di dalam rumah, saya segera buka plastik biar adaptasi dengan temperatur ruangan. Lalu rendam dengan air hangat seharian, angkat. Masukkan ke dalam pot yang lebih besar dari pot plastik dari beli. Jangan buang pot plastik yang ada sebelumnya, tetap dimasukkan. Dahulu, penyiraman sering saya lakukan dengan cara menyemprot, kini perendaman ini lebih saya pilih. Ada sedikit air yang tersisa tapi tak banyak. Rekor terlama adalah sebulan, saya tinggal ke Indonesia tahun 2013 yang lalu. Caranya, dengan menyisakan rendaman air hangat yang sekiranya cukup.

3.Meletakkan bunga anggrek di depan jendela, banyak cahaya (bukan banyak sinar matahari seharian; misalnya hanya sinar pagi saja atau siang saja, bukan pagi sampai siang). Rumah orang Jerman klasik, biasanya bagian dalam, memiliki sebuah papan dari marmer atau bahan lainnya, tempat menaruh dekorasi dan pot bunga. Awalnya saya tidak tahu, untuk apa ya? Haha ... untuk dekorasi dan pot ini.

[caption id="attachment_388125" align="aligncenter" width="512" caption="Marmer di jendela bagian dalam rumah."]

14202961261023996363
14202961261023996363
[/caption]

4.Bunga anggrek saya akan bertahan dari 1-3 bulanan, setelah itu akan mengering dan berjatuhan. Don’t worry, bunga (mekar) akan muncul lagi setelah 6 bulanan. Jangan dibuang. Merawat anggrek melatih kesabaran. Bunga akan tetap muncul kalau dirawat dengan baik, tidak koit, kok. Bunga yang rontok tidak dibuang. Saya simpan untuk bahan prakarya membuat kartu dan lainnya, atau untuk taburan menari tari pendet.

[caption id="attachment_388128" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Gana"]

1420296362113179436
1420296362113179436
[/caption]

[caption id="attachment_388129" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Indonesia (anggrek bulan?)"]

1420296398852595753
1420296398852595753
[/caption]

[caption id="attachment_388131" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Hage"]

14202964661244101090
14202964661244101090
[/caption]

[caption id="attachment_388132" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Kalaya"]

14202965061766909424
14202965061766909424
[/caption]

[caption id="attachment_388134" align="aligncenter" width="512" caption="Ini yang beliin suami"]

1420296537994300303
1420296537994300303
[/caption]

[caption id="attachment_388135" align="aligncenter" width="512" caption="Hadiah ultah dari Shenoa"]

1420296573280864089
1420296573280864089
[/caption]

[caption id="attachment_388136" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Kaufland (haha) sebesar telapak si ragil"]

14202966091485465207
14202966091485465207
[/caption]

[caption id="attachment_388137" align="aligncenter" width="512" caption="Hadiah ultah dari Chayenne"]

1420296658948741044
1420296658948741044
[/caption]

[caption id="attachment_388139" align="aligncenter" width="512" caption="Hadiah ultah dari suami"]

14202966881409451578
14202966881409451578
[/caption]

[caption id="attachment_388140" align="aligncenter" width="512" caption="Pemberian Veronika"]

14202967242921329
14202967242921329
[/caption]

[caption id="attachment_388141" align="aligncenter" width="320" caption="Bunganya dua tapi usianya sudah tua, dari grup senam GYBS"]

14202967691043649277
14202967691043649277
[/caption]

[caption id="attachment_388142" align="aligncenter" width="496" caption="Namanya Ottfried Preußler (jenis Cambria)"]

1420296813773056675
1420296813773056675
[/caption]

[caption id="attachment_388143" align="aligncenter" width="480" caption="Namanya Angelika"]

1420296883449731349
1420296883449731349
[/caption]

[caption id="attachment_388144" align="aligncenter" width="480" caption="Namanya Angelika II"]

14202969241436025656
14202969241436025656
[/caption]

5.Memberi cairan penyubur khusus untuk anggrek (Orchideendünger) sebulan sekali. Takarannya 500 ml untuk 75 liter air. Cairan dicampur dengan air hangat biasa. Ada aturan dosis, bisa dibaca di botol yang terbeli. Contohnya; dari April hingga Oktober ½ tutup botol dengan 3 liter air hangat setiap 2 minggu sekali. Sedangkan bulan November-Maret, satu bulan sekali. Oh, ya. Saya pernah baca air kelapa bagus untuk menyuburkan anggrek karena banyak kaliumnya. Saya baru mencoba Desember 2014, kita lihat saja hasilnya, ya. Air kelapa di toko Asia,Jerman dipatok 1€ untuk sekaleng 250 ml, mahal ya?

6.Memotong batang atau cabang yang mengering berwarna kuning bahkan coklat. Beberapa orang mengumpulkan. Biasanya akan tumbuh tunas baru, satu mata di bawahnya.

7.Untuk lebih manis, saya hiasi bunga anggrek dengan beragam kawat lentur berwarna (lagi model di toko bunga kota kami), kalau perlu pasangi manik-manik atau hiasan lainnya buatan sendiri (Stecker).

[caption id="attachment_388145" align="aligncenter" width="320" caption="Stecker dari bahan cangkang telur buatan Shenoa"]

14202969982082557862
14202969982082557862
[/caption]

[caption id="attachment_388146" align="aligncenter" width="320" caption="Prakarya di TK Shenoa"]

14202970461205230612
14202970461205230612
[/caption]

[caption id="attachment_388147" align="aligncenter" width="320" caption="Meliuklah kawat biru"]

1420297083960662604
1420297083960662604
[/caption]

8.Saat membeli, biasanya sudah ada stik kayu. Jangan buang stik, demi menahan kekuatan batang pohon yang menyunggi bunga yang berat.

9.Agar tidak monoton, bentuk batang anggrek dari awal, dengan kawat lentur dan dijepit dengan penjepit khusus. Misalnya dengan posisi melingkar, posisi melengkung, posisi meliuk, posisi ngebor dan sejenisnya. Kalau sudah panjang baru dibentuk, akan patah. Bisa sih, diselotip, tetap hidup tapi jadi terlihat lucu karena seperti orang sakit, kok diperban. Makanya, lebih bagus dari sejak kecil batangnya, di sebelah daunnya.

[caption id="attachment_388149" align="aligncenter" width="320" caption="Meliuk dengan kawat warna emas"]

14202971341820776542
14202971341820776542
[/caption]

[caption id="attachment_388150" align="aligncenter" width="320" caption="Spiral emas ke atas"]

14202971681879875324
14202971681879875324
[/caption]

[caption id="attachment_388153" align="aligncenter" width="346" caption="Jepit kecil bantu bentuk batang ikut kawat"]

14202972901816580880
14202972901816580880
[/caption]

10.Jenis anggrek yang paling mudah dirawat dan ditemui serta disukai orang Jerman adalah jenis Phalaenopsis (daun dan bunganya lebar). Saya kebanyakan pelihara ini. Ada juga beberapa jenis Chambria (daunnya seperti rumput panjang dan tipis).

[caption id="attachment_388154" align="aligncenter" width="512" caption="Jenis Cambria dengan daun panjang dan lebih tipis"]

14202973622008368046
14202973622008368046
[/caption]

[caption id="attachment_388155" align="aligncenter" width="512" caption="Jenis Phalaenopsis, lebih mudah ditemukan dan dirawat"]

1420297398434541762
1420297398434541762
[/caption]

11.Ternyata, menanam anggrek bisa dengan stek lho. Seorang teman Thailand yang lama di Jerman dan mengalami sindrom serupa dengan saya (selalu diberi anggrek) akhirnya berhasil mengembangkan anggrek sendiri tanpa beli, yakni dari memotong tunas dari batang. Kalau sudah berhasil, saya akan bagi resep, deh. Tapi tidak sekarang yaaaa ... belum lulus.

12.Bunga anggrek saya yang sehat dan subur bisa mencapai 40 bunga (dalam dua batang). Kalau apes, ya, paling banter 2 atau 4 (dari satu batangnya) sudah bagus. Saya ajak bunga ngobrol, “Hi, anggrek ..., apa kabarmu? Aduh, bungamu cantik sekali. Nah, tetap sehat dan banyak bunga, ya? Jangan sakit ....“ Biar tidak ngambek ....

[caption id="attachment_388126" align="aligncenter" width="512" caption="Satu pot empat puluh bunga ...."]

14202962351064139872
14202962351064139872
[/caption]

[caption id="attachment_388127" align="aligncenter" width="512" caption="Satu pot delapanbelas bunga ...."]

14202962941237674498
14202962941237674498
[/caption]

13.Selama ini bunga-bunga anggrek saya belum ada yang jamuran, jangan sampai. Karena ini berarti sakit dan terlalu lembab dan bisa menular ke bunga anggrek di sebelahnya, sampai kata orang bisa menimbulkan titik-titik di kelopak bunga dan menjalar ke mana-mana. Ngeri. Kalau yang bergetah sudah ada satu pot, tapi tetap tumbuh batang baru dan berbunga.

14.Agar daun tidak kusam, kuat (bahkan tidak kempot) dan menghindari banyak debu, semprot daun sebulan sekali dengan cairan khusus Orchideenglanz (atau air biasa juga bisa kalau sedang tidak ada persediaan) dan usap dengan kain kering. Wow, mengkilat! Daun yang terlalu banyak sinar matahari akan berwarna terbakar atau kurang sinar matahari, warnanya kuning. Keduanya tidak segar di mata, layuuuu .... Biasanya segera saya pisahkan, masuk sampah dan dipindah lokasi.

15.Saya tidak pernah memotong akar bunga anggrek yang menjalar, kecuali kalau sudah berwarna coklat dan mengering, tak lagi hijau. Kesannya, kok seksi panjang-panjang gitu (tua-tua keladi, makin panjang makin seksi xixixi).

16.Moos atau lumut dari hutan biasa kami kumpulkan sebagai oleh-oleh jalan-jalan ke hutan. Ini saya tempatkan di atas akar anggrek biar lembab. Kalau sudah kering, tinggal disemprot atau direndam di dalam air lalu diperas, kembalikan ke permukaan semula. Lumut ini memperindah bunga lho.

[caption id="attachment_388156" align="aligncenter" width="512" caption="Moos, lumut ambil dari hutan"]

14202974741744557627
14202974741744557627
[/caption]

17.Tak kenal maka tak sayang, saya memberi nama pada anggrek-anggrek dan menuliskan di pot untuk mengingat dan menyapa mereka dengan nama. Misalnya bernama IDA karena yang memberi adalah tante saya, budhenya suami. Atau ANGELIKA si tetangga, nama suami dan anak-anak, GYBS alias grup senam aerobik saya, KALAYA teman dari Thailand, MONICA, GANA (karena beli sendiri) dan masih banyak lagi .... Asyik, kan?

[caption id="attachment_388157" align="aligncenter" width="512" caption="Ida, ditempel dengan sticker"]

14202975061011744219
14202975061011744219
[/caption]

[caption id="attachment_388158" align="aligncenter" width="512" caption="Monika, teman kenalan dari liburan di Hungaria"]

1420297548893887572
1420297548893887572
[/caption]

[caption id="attachment_388159" align="aligncenter" width="512" caption="Kalaya, teman lama dari Thailand."]

1420297593875473015
1420297593875473015
[/caption]

[caption id="attachment_388160" align="aligncenter" width="512" caption="Ottfried Preußler, SD tempat saya dulu ajari tari Indonesia"]

1420297638510191974
1420297638510191974
[/caption]

18.Selamat mencoba.

***

Meski pengalaman saya soal anggrek belum ada dua puluh lima tahun seperti seorang dokter langganan saya, lagi ngimpi suatu hari bikin buku tentang anggrek, bisa tidak yaaa. Pasti bisa kalau niat dan dijalani.

Ayo, tahun baru 2015 belum punya anggrek? Segera pelihara anggrek di rumah atau kantor ... di depan jendela. Selamat sore. (G76)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun