Suhu yang ideal untuk proses pengomposan adalah antara 50--70C pada fase termofilik. Jika suhu terlalu rendah, dekomposisi akan berjalan lambat. Jika terlalu tinggi, beberapa mikroorganisme yang penting bisa mati dan prosesnya menjadi kurang efektif.
Mengapa Memahami Peran Mikroorganisme dalam Kompos Itu Penting?
Kompos bukan sekadar tumpukan sampah yang dibiarkan membusuk, melainkan sistem biologis yang sangat kompleks. Dengan memahami bagaimana mikroorganisme bekerja dalam proses ini, kita dapat mengoptimalkan pengomposan sehingga lebih cepat, lebih efisien, dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi.
Selain itu, dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam pengelolaan limbah organik, kita juga bisa berkontribusi dalam mengurangi sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 60% dari total sampah di Indonesia adalah sampah organik yang sebenarnya dapat diolah dan di proses menjadi kompos.
Dengan melakukan pengomposan sampah organik sendiri, kita tidak hanya dapat  membantu mengurangi polusi lingkungan, tetapi juga mendapatkan banyak manfaat langsung yaitu pupuk alami yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman dan tanah  tanpa harus mengunakan bahan kimia tambahan.
Kesimpulan
Mikroorganisme adalah pahlawan tak kasat mata dalam proses kompos, bekerja secara alami untuk menguraikan bahan organik menjadi humus yang kaya akan nutrisi. Proses ini melibatkan berbagai tahap dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan ketersediaan oksigen.
Dengan memahami peran mikroorganisme dalam pengomposan, kita perlu mengoptimalkan proses ini untuk memperoleh kompos yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan. Tidak hanya itu, pemanfaatan kompos juga bermanfaat dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi jumlah sampah organik yang berakhir di TPA.
Maka, jika kamu ingin mulai mengomposkan limbah organik di rumah, ingatlah bahwa ada miliaran mikroorganisme yang siap bekerja sama denganmu untuk menciptakan "emas hijau" bagi bumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI