Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peran Mikroorganisme dalam Proses Kompos

15 Maret 2025   13:20 Diperbarui: 15 Maret 2025   13:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuat kompos di rumah dari sampah

Protozoa dan Mikrofauna Lainnya
Meskipun kurang dikenal, protozoa juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem mikro dalam kompos. Mereka bertugas untuk mengontrol populasi bakteri agar tetap stabil dan tidak berkembang secara berlebihan dan mengakibatkan proses kompos menjadi terganggu. Selain itu, cacing tanah dan serangga mikro seperti kutu kayu juga membantu mempercepat penguraian dengan cara menggemburkan kompos dan meningkatkan aerasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Mikroorganisme dalam Kompos

Meskipun mikroorganisme secara alami akan berkembang dalam tumpukan kompos, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan dan efektivitas mereka dalam mengurai bahan organik. Jika salah satu faktor ini tidak seimbang, proses pengomposan bisa menjadi lebih lambat atau bahkan gagal.

1. Rasio Karbon dan Nitrogen (C/N Ratio)

Mikroorganisme membutuhkan karbon sebagai sumber energi dan nitrogen untuk pertumbuhan. Rasio yang  paling ideal untuk pengomposan adalah sekitar 25:1 hingga 30:1. Jika karbon terlalu tinggi, pengomposan akan berjalan lambat karena kekurangan nitrogen. Sebaliknya, jika nitrogen terlalu tinggi, kompos bisa menjadi berlendir dan berbau tidak sedap akibat produksi amonia berlebihan.

2. Kelembapan

Mikroorganisme membutuhkan lingkungan yang cukup lembab untuk bisa berkembang dengan baik. Jika terlalu kering, mereka akan berhenti bekerja. Jika terlalu basah, proses penguraian bisa menjadi lambat karena mengalami kurangnya oksigen. Kelembapan optimal untuk pengomposan adalah sekitar 40--60%.

3. Aerasi (Oksigenasi)

Sebagian besar mikroorganisme dalam kompos bersifat aerobik, yang berarti mereka membutuhkan oksigen untuk bekerja. Jika kompos tidak mendapatkan sirkulasi udara yang cukup, bakteri anaerob akan berkembang dan menyebabkan bau busuk akibat produksi gas metana dan hidrogen sulfida.

4. Suhu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun