Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kepolisian Institusi yang Penuh Problematik atau Cerminan Sistem yang Rusak?

26 Februari 2025   08:11 Diperbarui: 26 Februari 2025   08:11 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Akpol 2025(Dok. Polda Riau)

Kasus-kasus besar seperti dugaan keterlibatan aparat dalam jaringan narkoba atau korupsi bernilai miliaran rupiah sering kali berakhir tanpa kejelasan. Sebaliknya, seorang pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar bisa dengan cepat digusur tanpa belas kasihan.

Ini adalah gambaran nyata dari hukum yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka kepercayaan terhadap sistem hukum di negara ini akan semakin tergerus.

Mungkinkah Ada Perubahan?

Dengan berbagai permasalahan yang begitu kompleks, muncul pertanyaan: mungkinkah kepolisian bisa berubah?

Perubahan tentu tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Reformasi kepolisian harus dimulai dari perbaikan sistem secara menyeluruh, bukan sekadar mengganti pejabat atau memberikan hukuman kepada beberapa individu yang ketahuan berbuat salah.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah memperkuat sistem pengawasan independen terhadap kepolisian. Jika kepolisian hanya diawasi oleh institusi internal, maka objektivitas dalam menangani pelanggaran akan selalu diragukan.

Selain itu, transparansi dalam penegakan hukum harus diperketat. Setiap kasus yang melibatkan aparat harus bisa diakses oleh publik dan media agar tidak ada lagi praktik manipulasi di balik layar.

Tak kalah penting, sistem rekrutmen dan pelatihan harus dirombak total. Polisi yang direkrut harus benar-benar mereka yang memiliki dedikasi dan kompetensi, bukan sekadar mereka yang mampu membayar sejumlah uang untuk mendapatkan posisi.

Tanpa perubahan sistemik, problematika kepolisian akan terus berulang, dan masyarakat akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap aparat yang seharusnya melindungi mereka.

Kesimpulan

Kepolisian sebagai institusi seharusnya menjadi garda terdepan dalam menegakkan hukum dan melindungi masyarakat. Namun, realitas yang terjadi sering kali justru bertolak belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun