Untuk menciptakan dunia kerja yang lebih adil dan inklusif, perubahan harus dilakukan di berbagai tingkat.
Pemerintah perlu lebih aktif dalam mengawasi proses rekrutmen dan memberikan sanksi tegas bagi perusahaan yang masih menerapkan kriteria diskriminatif. Regulasi yang ada harus lebih spesifik dalam melarang batasan usia, jenis kelamin, status pernikahan, atau persyaratan fisik yang tidak relevan dalam proses perekrutan.
Selain itu, perusahaan juga harus mulai mengubah pola pikir mereka dalam mencari tenaga kerja. Alih-alih menetapkan syarat yang tidak masuk akal, fokuslah pada keterampilan, pengalaman, dan kemampuan adaptasi kandidat.
Kesadaran dari masyarakat juga sangat penting. Pencari kerja harus lebih berani menolak persyaratan yang tidak adil dan berani menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap praktik rekrutmen yang diskriminatif.
Di era modern, dunia kerja seharusnya lebih berorientasi pada meritokrasi, di mana setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama berdasarkan kemampuan mereka, bukan berdasarkan faktor yang tidak relevan dengan pekerjaan. Hanya dengan begitu kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, adil, dan kompetitif bagi semua orang.
Kesimpulan
Diskriminasi dalam lowongan kerja di Indonesia masih menjadi masalah serius yang perlu segera ditangani. Selama perusahaan masih mempertahankan syarat-syarat yang tidak masuk akal, banyak pencari kerja berbakat akan terus kehilangan kesempatan hanya karena faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan kinerja mereka.
Dunia kerja harus berkembang menuju sistem yang lebih adil, di mana setiap orang diberi kesempatan berdasarkan kompetensi dan bukan berdasarkan stereotip yang sudah tidak relevan. Saatnya bagi kita semua untuk menuntut perubahan, karena hanya dengan begitu Indonesia bisa memiliki tenaga kerja yang lebih berkualitas dan perusahaan yang lebih kompetitif di kancah global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI