Selain itu, persoalan infrastruktur juga menjadi momok bagi sektor pertanian Indonesia. Banyak daerah sentra pertanian yang masih kesulitan mengakses pasar karena buruknya kondisi jalan dan terbatasnya fasilitas penyimpanan hasil panen. Di Vietnam dan Thailand, infrastruktur pertanian terus ditingkatkan sehingga petani tidak kesulitan dalam mendistribusikan hasil pertanian mereka ke pusat perdagangan atau pelabuhan ekspor.
Di sisi kebijakan, Indonesia kerap menerapkan regulasi yang kurang mendukung petani. Alih-alih memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi, kebijakan yang ada justru sering kali membebani mereka. Sebagai contoh, kebijakan impor yang kurang terkontrol kerap membuat harga hasil panen lokal anjlok, merugikan petani kecil yang menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian mereka.
Bukan hanya itu, regenerasi petani juga menjadi isu serius. Di banyak negara maju dan berkembang, sektor pertanian semakin menarik bagi generasi muda karena didukung dengan inovasi dan teknologi yang canggih. Namun, di Indonesia, pertanian masih dianggap sebagai profesi yang kurang menjanjikan. Akibatnya, semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk menjadi petani, sementara generasi tua yang menguasai lahan pertanian semakin menua.
Dampak Keterlambatan Ini bagi Masa Depan Indonesia
Keterlambatan dalam modernisasi pertanian membawa dampak yang serius. Ketergantungan terhadap impor pangan bukan hanya merugikan petani lokal, tetapi juga membuat ketahanan pangan nasional menjadi rapuh. Ketika harga pangan global naik, Indonesia harus mengeluarkan lebih banyak devisa untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Di sisi lain, rendahnya produktivitas pertanian membuat daya saing Indonesia di pasar internasional semakin melemah. Jika dibandingkan dengan Thailand atau Vietnam, harga beras produksi dalam negeri cenderung lebih mahal, tetapi kualitasnya tidak selalu lebih baik. Hal ini membuat produk Indonesia sulit bersaing di pasar ekspor, yang pada akhirnya merugikan perekonomian nasional.
Selain itu, jika tidak ada perubahan yang signifikan, sektor pertanian Indonesia akan semakin kehilangan daya tarik bagi generasi muda. Tanpa ada regenerasi yang jelas, masa depan pertanian Indonesia bisa berada dalam ancaman serius.
Bagaimana Seharusnya Indonesia Berbenah?
Untuk mengejar ketertinggalan ini, Indonesia perlu melakukan transformasi besar-besaran dalam sistem pertaniannya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan investasi dalam teknologi pertanian. Pemerintah dan sektor swasta harus mendorong petani untuk mengadopsi teknologi modern, mulai dari penggunaan alat pertanian otomatis, sistem irigasi pintar, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan dalam manajemen lahan.
Selain itu, sistem distribusi pertanian harus diperbaiki agar hasil panen tidak terbuang sia-sia. Infrastruktur jalan, gudang penyimpanan, dan akses pasar harus dibangun dengan lebih baik. Negara-negara seperti Vietnam dan Thailand telah membuktikan bahwa dengan logistik yang baik, hasil pertanian bisa dijual dengan harga lebih kompetitif di pasar global.
Pemerintah juga perlu mereformasi kebijakan pertanian agar lebih berpihak kepada petani kecil. Subsidi yang diberikan harus tepat sasaran dan tidak justru memperkaya segelintir pihak yang tidak benar-benar membutuhkan. Selain itu, kebijakan impor harus lebih dikendalikan agar tidak merugikan petani dalam negeri.