Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychopharmacology menemukan bahwa kafein dapat menciptakan efek ketergantungan serupa dengan zat adiktif lainnya, meskipun dalam tingkat yang lebih ringan. Mereka yang mengonsumsi kopi dalam jumlah besar setiap hari cenderung mengalami toleransi, di mana mereka membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama. Inilah yang membuat seseorang terus meningkatkan konsumsi kopi tanpa menyadari potensi bahayanya.
Ketergantungan terhadap kafein juga bisa berujung pada gangguan tidur. Banyak orang tidak menyadari bahwa efek kafein dapat bertahan hingga 6--8 jam setelah dikonsumsi. Ini berarti, jika seseorang minum kopi di sore atau malam hari, kemungkinan besar mereka akan mengalami kesulitan tidur, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas dan kesehatan secara keseluruhan.
Dampak Kesehatan dari Kecanduan Kopi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah wajar memiliki manfaat, seperti meningkatkan kewaspadaan dan memperbaiki mood. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, kopi dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Salah satu dampak paling umum adalah gangguan pencernaan. Kopi bersifat asam, yang dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Bagi mereka yang memiliki riwayat maag atau GERD (gastroesophageal reflux disease), kebiasaan minum kopi dalam keadaan perut kosong bisa memperparah kondisi tersebut.
Selain itu, kafein juga berpengaruh pada sistem kardiovaskular. Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi kafein yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap zat ini. Meskipun efek ini bersifat sementara, konsumsi jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada individu dengan kondisi tertentu.
Dari sisi psikologis, konsumsi kopi yang berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan kecemasan dan stres. Kafein merangsang produksi hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, seseorang bisa mengalami perasaan gelisah, sulit berkonsentrasi, bahkan serangan panik. Ini sangat kontras dengan alasan awal mengapa kopi dikonsumsi
 untuk meningkatkan fokus dan ketenangan.
Aspek Sosial dan Ekonomi dari Budaya Ngopi
Selain dampak kesehatan, fenomena kecanduan kopi di kalangan anak muda juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang sering kali luput dari perhatian.
Dari sisi ekonomi, pengeluaran untuk kopi bisa menjadi beban yang tidak disadari. Jika seseorang membeli kopi di kedai setiap hari dengan harga rata-rata Rp25.000 per cangkir, dalam sebulan mereka bisa menghabiskan lebih dari Rp750.000 hanya untuk kopi. Dalam setahun, angka ini bisa mencapai jutaan rupiah---jumlah yang cukup besar jika dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti investasi, pendidikan, atau pengembangan diri.