Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghapus Stigma Lelaki Tidak Boleh Menangis

4 Februari 2025   16:20 Diperbarui: 4 Februari 2025   16:20 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pria Menangis.Pixabay.com/StockSnap 

Kesimpulan

Menghapus stigma bahwa lelaki tidak boleh menangis bukan sekadar membebaskan pria dari belenggu norma lama. Ini tentang memberi ruang bagi setiap individu untuk menjadi dirinya sendiri tanpa takut dihakimi. Air mata bukan musuh; ia adalah sahabat yang membantu kita melewati masa-masa sulit.

Mungkin sudah waktunya kita berhenti bertanya, "Kenapa pria menangis?" dan mulai bertanya, "Kenapa tidak?" Karena pada akhirnya, menjadi kuat bukan berarti tidak pernah menangis, melainkan memiliki keberanian untuk menghadapi emosi kita, menerimanya, dan tetap melangkah maju.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun