Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bokor (2)

6 April 2019   17:27 Diperbarui: 6 April 2019   17:31 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BOKOR - Bounce Kite Orange

"How calm this your, what is your...?! (Tenang bagaimana kau ini, siapa kau...?!)" bentak salah seorang dari mereka yang kini mulai mengalihkan semua pandangan ke arah Boma.

" Ah I'm Boma... if you are right customer, please pardon we because we all it is offical's employeed mutation which new... so be understanding of situation if we not yet including to know Mister's. Please times of legal action continued... (Ah saya Boma... jika anda memang pelanggan, kami mohon maaf karena kami semua ini adalah karyawan mutasi yang baru... jadi harap maklum jika kami belum mengingat anda semua. Mohon waktunya untuk proses lebih lanjut...)" ucap Boma sopan sambil mengatupkan kedua tangannya sambil membungkuk meminta maaf.

"Bah...way motive this what...where is your manager...?! (Bah...alasan macam apa ini...mana manajer kalian...?!!)" bentak salah satu dari mereka semakin kencang menggelontorkan urat-urat lehernya untuk berteriak.

Sementara di antara keributan itu muncul seseorang yang baru turun dari mobil limusin hitam mengkilap dan berjalan dari pintu masuk menuju mereka dengan keangkuhan yang dibuat seelegan mungkin. Di sebelah kanan dan kirinya terdapat dua lelaki tinggi besar nan kekar yang berjalan seirama mengikutinya. Kemudian ia berdiri di antara Boma dan para pemaki-maki itu. Ia memandangi kami semua secara bergantian sambil menyulut rokoknya.

"Hey,what have this...audibility very uproar from outdoor. Who have various with our?  (Hei, ada apa ini... kedengarannya berisik sekali dari luar. Apa ada yang macam-macam dengan kita?)" tanya orang itu sambil menghembuskan asap rokok yang telah ia sedot ke udara. Kepulan asap rokoknya pun mengepungi keberadaan mereka di situ seketika.

"Ah this Sir, they will not processing for our like customary... they are all new employee's. (Ah ini tuan, mereka tidak mau memproses kita seperti biasanya... mereka semua orang baru.)" Tukas salah seorang pemaki tadi sambil memainkan gaya tangan dalam penjelasan.

"Hahaha.... very smart those manager... then you now is the new manager...? (Hahaha... pintar sekali pengelola itu... lalu kau sekarang manajer barunya...?)" sahut orang itu yang rupanya pimpinan mereka sambil mendelik dan mencondongkan lehernya ke depan seperti angsa yang hendak menyosor pada Boma yang berada di barisan paling depan menjadi benteng beberapa karyawan yang hampir dianiaya itu berada di belakang punggungnya.

" Ah, no... I'am assistant manager, He has stationary in outside...so in case there is importance with his to temporary pass through by me previcous... (Ah, bukan... saya asistennya, beliau sedang ada keperluan di luar... jadi jika ada suatu kepentingan dengannya sementara ini melalui saya dahulu...)" tukas Boma meluruskan.

"Hahaha..." pria itu kini tertawa semakin keras sambil mendongakkan dagunya ke atas.

Boma tetap bersikukuh mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) umum yang berlaku sambil menegaskan responsif dirinya sebagai seorang pengganti manajer terhadap titik temu dari permintaan dan penawaran mereka yang menurutnya menyimpang dari SOP yang ia yakini itu. Sambil Boma terus melobi mereka, sang kasir mulai sibuk memberitahu situasi dan kondisi pada penerima telepon di seberang sana yang dihubunginya sambil pandangannya tertuju pada lokasi pergumulan Boma dengan kelompok orang-orang sangar nan aneh itu. Hasil akhir yang alot berujung ricuh gerombolan itu meninggalkan Boma yang menggagalkan ancaman mereka karena ia pun akan melaporkan mereka pada pihak yang berwajib jika sampai mencelakai dan memeras tempat kerjanya itu. Sehingga mereka melampiaskan dengan merobohkan kursi dan meja yang mereka duduki sebelumnya sambil berlalu pergi setelah puas mengacaukan segala-galanya tatanan ruangan cafe-resto tempat Boma bekerja. Iring-iringan suara bising mobil dan motor merayap pergi membawa mereka.

Di sisi lain peristiwa itu, Mona sedang merindukan kehadiran Boma yang semenjak kecelakaan di danau itu membuatnya menjadi teman bermain dan berkeluh-kesahnya selama ia berada di situ. Ia mulai menanyakan berulang-ulang kepada Kakek Kemal maupun Narenciye, mengapa Boma tidak lagi mengunjungi mereka seperti saat sebelumnya. Kakek Kemal hanya tertawa kecil sambil mengelus-elus kepala anak itu sambil memberi pengertian bahwa Boma pun punya pekerjaan maupun kesibukan di kota yang dapat menyita waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun