"Apakah ini domba-domba Hablur...?"
Batinnya bertanya-tanya. Akan tetapi saat kembali membenahi makam Hablur bersama  Hadire dan Desir terakhir kali, ia tidak lagi melihat kawanan ternak yang mereka cari. Cloth pun penasaran dan berlarian mendekati kawanan domba itu. Namun ia lebih terperanjat lagi mendapati sesosok manusia seperti dirinya sedang meraut ranting pohon yang panjang dengan batu panjang dan tajam ujungnya menjadi lebih halus permukaan ranting pohon itu. Sosok manusia itu duduk di atas sebuah batu di bawah rimbun pohon yang cukup besar. Cloth mencoba mendekatinya perlahan, dan sepertinya ia sudah selesai mengerjakannya. Sosok manusia itu berdiri dan mengarahkan ranting pohon itu kemudian mengumpulkan dan menggiring domba itu sesuai haluan rantingnya.
Sepertinya ia masih belum menyadari keberadaan Cloth, malahan mereka berdua terperanjatan serempak begitu Cloth berteriak.
"Hablur... kamu hidup kembali?"
Sesaat ia melihat sosok Hablur pada manusia itu, dan wajahnya memang benar-benar hampir mirip sekali. Perawakan dan kisaran usianya pun hampir sama. Sementara Cloth masih dalam kebingungan, mencoba menatap lekat-lekat  sosok manusia itu untuk memastikan. Sosok manusia itu mencoba bangkit berdiri sambil meraih ranting pohonnya kembali kemudian diacungkan  kepada Cloth seraya mengambil jarak.
"Siapa kamu, mau apa di sini...!"
Sosok manusia itu diliputi rasa gusar karena ia bertemu orang asing yang belum pernah ditemuinya selama ini.
"Aku Cloth dari Nias, kamu Hablur bukan...?"
Cloth mempekenalkan diri seraya memastikan siapa sosok manusia yang ditemuinya ini.
"Aku bukan Hablur, namaku adalah Salido...aku dari Kuok di pinggiran sungai Kapas di sana."
Sosok manusia itu pun memperkenalkan dirinya seraya menunjuk ke arah timur dari padang gembala  tempat mereka bertemu.