Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Again | Atlantis Genesis at Indonesian

2 Februari 2018   05:39 Diperbarui: 2 Februari 2018   05:43 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
frame.simplesite.com

Cloth terheran-heran melihat bentuk bunga yang lain dari biasanya di tanah Nias ini. Sejauh ia bepergian pun, Padang adalah tempat terjauhnya di mana ia akhirnya menghabisi nyawa adiknya sendiri.

"Ya, itu bunga Carcass namanya..."

Hadire mengiyakan sembari menghela nafas.

"Dulu, bunga itu yang paling kami sukai saat kami bertugas merawat suatu taman khusus dari Sang Pencipta yang bernama Taman Hidden..."

Hadire berhenti sejenak bercerita sembari meneguk air kelapa yang beberapa saat disuguhkan Desire sekembalinya ia dari dapur.

"Kami membawanya saat kami tidak lagi betugas di sana karena kelalaian kami..."

Hadire semakin resah untuk melanjutkan ceritanya, sementara Cloth menjadi semakin tertarik untuk mendengar cerita Hadire yang pernah ia dengar di masa kanak-kanak saat bersama Hablur mengantarkan makanan buatan Desire ke tanah pertanian yang sedang digarap oleh Hadire. Mereka kemudian beristirahat di dangau untuk  Hadire menikmati makan siang sembari saling bercerita dengan kedua anaknya.

"Bunga itu tidak jadi kami bawa ke sini untuk di tanam, di tengah perjalanan bunganya berubah..."

Desire malah yang kemudian melanjutkan cerita Hadire.

"Memang kenapa dengan bunga itu, apakah bunga itu layu?"

Cloth semakin penasaran sembari ia pun juga meneguk sejenak air kelapa muda yang segar di terik siang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun