Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangga Langit

1 November 2017   17:31 Diperbarui: 8 Januari 2018   04:48 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
INNAN (in anthology) by Frankincense (frame.simplesite.com)

Saat mula-mulaberada...

Di dunia pandangan mata antah berantah

Aku tiada pusat kesadaran sesungguhnya

Aku tidak tahu siapa, atau diriku

Atau bahkan apakah aku sebenarnya

Aku hanya... ada,

Sebuah pemahaman di tengah kehampaan

Berlumpur, gelap, dan pekat...

Yang tidak berawal dan...

Agaknya tidak berakhir

Diriku yang selalu terasa...

Bertahun-tahun lamanya mendaki tangga ini

Tidak habis hawa penuh memanas

Tetesan mengeluh dahaga

Di antara mahkota peristiwa terdapati

Di antara berjuta jiwa terlewati

Sementara di bawah atas...

Menampak seseorang yang tidak melihat

Pepohonan, sungai-sungai, atau awan-awan

Senyatanya aku dimasuki hilang

Itu membuatku pergi jauh

Jauh ke dalam dunia-dunia di luar bumi

Tanpa harus mengkhawatirkan,

Apa yang kutinggalkan dibelakang...

Sepanjang waktu yang kulalui

Di dunia-dunia itu,

Kuraih satu demi satu anak tangga

Aku menjadi jiwa yang terkhawatirkan

Tidak ada tempat yang dirindukuan,

Tidak ada orang yang ditangisi...

Aku datang entah darimana

Dan tidak memiliki sejarah,

Maka aku menerima sepenuhnya keadaanku

Bahkan kegelepan dan kekacauan mula-mula

Di dunia pandangan antah berantah

Dengan hati tenang...

Tetapi tidak bisa tenang...

Karena dunia itu, untuk aku selalu ditendang

Lagi-lagi, dalam beberapa hal pengalamanku

Serupa mimpi, ketika kau mengingat

Beberapa hal tentang dirimu,

Tetapi melupakan hal-hal yang kini sepenuhnya

Namun, sekali lagi, apa dikata...

Analogi ini hanya separuh bermanfaat

Karena seperti yang terus tertekan

Aku dan anak-anak tangga,

Sama sekali tidak seperti mimpi,

Tetapi ultra-nyata... teramat jauh dan ilusi

Sekarang aku merasa...

Kalau memang begitu adanya

Ambil resiko terlalu sederhanakan,

Aku diperkenankan mati dengan lebih sulit,

Dan pergi lebih dalam,

Dari hampir semua subjek,

Kehidupan sebelum aku....

Sementara di atas sana...

Selubung benak terhenyak pun tidak

Setidak ada ujung hampa ini di kegelapan

Terharapkan menatap ujung tangga

Berakhir dan bercahaya...

Meski terdengar arogan,

Aku tidak berniat begitu

Literatur kehidupan berlimpah terbukti penting

Untuk pahami perjalankanku sendiri

Sepanjang masa hanya koma

Aku tidak dapat mengaku tahu,

Mengapa aku dan pengalaman,

Tetapi aku tahu sekarang,

Setelah membaca literatur kehidupan lain,

Bahwa penetrasi ke dunia lebih tinggi

Terpaan proses bertahap dan terwajib induvidu

Melepaskan keterikatan dan tingkat manapun

Ia berada, sebelum pergi...

Semakin tinggi atau semakin dalam

Itu bukan masalah bagiku, tapi bagi dunia itu...

Karena sepanjang pengalamanku

Aku tidak memiliki memori duniawi

Sama sekali, dan satu-satunya kepedihan

Serta kepiluan yang kurasakan

Adalah saat aku harus kembali

Ke bumi, tempat aku memliki

Frankincense (Purwokerto, 14 September 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun