Saat mula-mulaberada...
Di dunia pandangan mata antah berantah
Aku tiada pusat kesadaran sesungguhnya
Aku tidak tahu siapa, atau diriku
Atau bahkan apakah aku sebenarnya
Aku hanya... ada,
Sebuah pemahaman di tengah kehampaan
Berlumpur, gelap, dan pekat...
Yang tidak berawal dan...
Agaknya tidak berakhir
Diriku yang selalu terasa...
Bertahun-tahun lamanya mendaki tangga ini
Tidak habis hawa penuh memanas
Tetesan mengeluh dahaga
Di antara mahkota peristiwa terdapati
Di antara berjuta jiwa terlewati
Sementara di bawah atas...
Menampak seseorang yang tidak melihat
Pepohonan, sungai-sungai, atau awan-awan
Senyatanya aku dimasuki hilang
Itu membuatku pergi jauh
Jauh ke dalam dunia-dunia di luar bumi
Tanpa harus mengkhawatirkan,
Apa yang kutinggalkan dibelakang...
Sepanjang waktu yang kulalui
Di dunia-dunia itu,
Kuraih satu demi satu anak tangga
Aku menjadi jiwa yang terkhawatirkan
Tidak ada tempat yang dirindukuan,
Tidak ada orang yang ditangisi...
Aku datang entah darimana
Dan tidak memiliki sejarah,
Maka aku menerima sepenuhnya keadaanku
Bahkan kegelepan dan kekacauan mula-mula
Di dunia pandangan antah berantah
Dengan hati tenang...
Tetapi tidak bisa tenang...
Karena dunia itu, untuk aku selalu ditendang
Lagi-lagi, dalam beberapa hal pengalamanku
Serupa mimpi, ketika kau mengingat
Beberapa hal tentang dirimu,
Tetapi melupakan hal-hal yang kini sepenuhnya
Namun, sekali lagi, apa dikata...
Analogi ini hanya separuh bermanfaat
Karena seperti yang terus tertekan
Aku dan anak-anak tangga,
Sama sekali tidak seperti mimpi,
Tetapi ultra-nyata... teramat jauh dan ilusi
Sekarang aku merasa...
Kalau memang begitu adanya
Ambil resiko terlalu sederhanakan,
Aku diperkenankan mati dengan lebih sulit,
Dan pergi lebih dalam,
Dari hampir semua subjek,
Kehidupan sebelum aku....
Sementara di atas sana...
Selubung benak terhenyak pun tidak
Setidak ada ujung hampa ini di kegelapan
Terharapkan menatap ujung tangga
Berakhir dan bercahaya...
Meski terdengar arogan,
Aku tidak berniat begitu
Literatur kehidupan berlimpah terbukti penting
Untuk pahami perjalankanku sendiri
Sepanjang masa hanya koma
Aku tidak dapat mengaku tahu,
Mengapa aku dan pengalaman,
Tetapi aku tahu sekarang,
Setelah membaca literatur kehidupan lain,
Bahwa penetrasi ke dunia lebih tinggi
Terpaan proses bertahap dan terwajib induvidu
Melepaskan keterikatan dan tingkat manapun
Ia berada, sebelum pergi...
Semakin tinggi atau semakin dalam
Itu bukan masalah bagiku, tapi bagi dunia itu...
Karena sepanjang pengalamanku
Aku tidak memiliki memori duniawi
Sama sekali, dan satu-satunya kepedihan
Serta kepiluan yang kurasakan
Adalah saat aku harus kembali
Ke bumi, tempat aku memliki
Frankincense (Purwokerto, 14 September 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H