Mohon tunggu...
Raden Firkan Maulana
Raden Firkan Maulana Mohon Tunggu... Pembelajar kehidupan

Menulis untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Beli Kopi di Toko Pempek

9 Mei 2025   17:44 Diperbarui: 9 Mei 2025   19:19 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Toko Kapal Selam.  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Generasi ke-3
Toko Kapal Selam ini telah berdiri sejak tahun 1930-an. Toko ini dulu adalah toko kelontong, menjual berbagai alat rumah tangga dan bahan makan rumah tangga. Namun kemudian fokus hanya menjual kopi saja hingga sekarang ini.

Chandra adalah generasi ke-3 yang mengelola toko ini. Kakek Chandra mendirikan dan membangun toko ini di kawasan Pecinan Pasar Baru Kota Bandung. Menjelang akhir tahun 1930-an, Perang Dunia (PD) ke-2 berkecamuk dan kapal selam adalah salah satu armada perang yang ikut andil dalam PD ke-2 tersebut.

Suasana toko  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Suasana toko  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Karena itulah akhirnya kakek Chandra memilih nama Kapal Selam untuk nama tokonya. Dulu bangunan toko ini, mempunyai gaya arsitektur yang indah dengan adanya empat pilar. Namun karena kebakaran di tahun 1973, empaat pilar tersebut runtuh namun bangunan utama masih berdiri kokoh hingga saat kini.

Gara-gara perisrtiwa kebakaran tersebut, akhirnya toko tersebut menghentikan usaha kelontongnya. Toko Kapal Selam fokus berjualan kopi saja. Puing-puing kebakaran tidak lantas memadamkan semangat untuk membangun kembali usaha jualan kopi. Padahal 4 buah mesin grinder kopi buatan Bulgaria ikut hangus terbakar.

Kini, Toko Kapal Selam telah menapaki hidupnya di generasi ke-3. Walau fokus menjual kopi, di rak-rak di dinding, dijual juga botol-botol sirup manis berbagai rasa. Dan di atas rak-rak pajangan kaca, dijual juga gula-gula semut dari kawung, titipan dari pelaku UMKM di desa.

Ciri khas nama Kapal Selam, tertera dalam bungkus plastik yang mengemas bubuk dan biji kopi yang dibeli konsumen. Bungkus plastiknya biasa saja, tapi isinya itu luar biasa.

Kemasan kopi kapal selam  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kemasan kopi kapal selam  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Toko Kapal Selam, terus menapaki hidup dari zaman ke zaman. Usaha ini pernah turun naik ibarat roda kehidupan. Saat kopi sachet mulai mewabah, pernah memberi tekanan pada omset penjualan kopi toko ini.

Lalu saat sebagian masyarakat mulai dininabobokan naiknya pamor kopi di kafe, Toko Kapal Selam pun pernah limbung. Banyak pelanggan yang sesat, menjadi penikmat kafe. Bukan penikmat kopi.

Namun karena namanya Kapal Selam, dia tidak pernah karam. Dia selalu menyelam lalu naik timbul ke atas. Dia akan selalu membawa kita meyelami kedalaman rasa kopi yang tak akan pernah sama sensasinya di setiap orang.

Kopi Robusta Toraja yang sudah diseduh  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kopi Robusta Toraja yang sudah diseduh  (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jadi ini Toko Kapal Selam, Bukan Toko Pempek
Oh, kalau begitu kamu mengibuli saya. Itu mah namanya Toko Kapal Selam. Bukan Toko Pempek. Demikian protes dari teman, sahabat dan saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun