Mohon tunggu...
Fionaz isza
Fionaz isza Mohon Tunggu... Blogger, freelancer, content creator

Suka baca apa aja, nulis apa aja and traveling ke mana aja.. 😉

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Bermutu untuk Semua : Ketika Sekolah Tak Hanya Bangunan, tapi Rumah yang Nyaman

14 September 2025   22:44 Diperbarui: 14 September 2025   22:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi

Hai, Kompasianer!

Hari Jumat kemarin, aku beruntung banget bisa jadi bagian dari acara Kompasiana bareng Kemendikdasmen di Surabaya. Sejujurnya, aku datang dengan ekspektasi standar: mendengarkan pemaparan, catat poin-poin penting, lalu pulang. Tapi, acara bertajuk "Pendidikan Bermutu untuk Semua: Siap Hadapi Tantangan Abad 21" ini berhasil memutar balik dugaanku. Diskusi yang begitu hidup, dari para narasumber yang luar biasa, membuatku menyadari satu hal: pendidikan bermutu itu bukan cuma soal teori di buku, tapi juga soal "rasa" dan kolaborasi.

Acara dimulai dengan sambutan yang hangat dan penuh semangat dari Bapak Praptono, Kepala BBPMP Jawa Timur. Beliau menyambut kami, para Kompasianer, sebagai mitra strategis dalam menyebarkan informasi positif dan membangun narasi yang konstruktif tentang pendidikan. Lalu, ada juga Bapak Anang Ristanto, Kepala Biro Komunikasi dan Humas Kemendikdasmen, dan Bapak Ma'ruf, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Komunikasi dan Media, yang memperkuat pesan tentang sinergi pemerintah dan masyarakat dalam memajukan pendidikan. Aku merasa, ini bukan sekadar acara formal, tapi ajakan nyata untuk kita semua terlibat.

Selama ini, kita mungkin sering melihat pendidikan bermutu hanya dari satu kacamata: kurikulum yang "terbaru," fasilitas sekolah yang "tercanggih," atau nilai rapor yang "tertinggi." Aku jadi teringat obrolan santai bareng teman-teman di Kompasiana. Mereka bilang, anak-anak sekarang butuh lebih dari sekadar hafalan. Mereka butuh kemampuan untuk memecahkan masalah, berinovasi, dan bekerja sama. Itu yang oleh para narasumber disebut dengan kemampuan 4C: Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication. Ini adalah bekal yang jauh lebih berharga daripada sekadar nilai bagus di mata pelajaran.

Sinergi Tiga Pilar: Pemerintah, Sekolah, dan Kita Semua

Di sesi materi, aku terkesima dengan pemaparan Ibu Rahmawati dari Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen. Beliau menjelaskan bagaimana asesmen pendidikan sekarang tidak lagi cuma mengukur kemampuan menghafal, tapi juga kemampuan berpikir dan bernalar. Aku jadi membayangkan, ini seperti mengganti "latihan soal" dengan "latihan berpikir". Tujuannya bukan untuk mencetak mesin penghafal, tapi manusia yang punya "akal" dan mampu menghadapi masalah nyata di kehidupan.

Lalu, ada Ibu Fitriana, seorang Guru SDN SukaPura nol satu, yang kisahnya benar-benar menyentuh. Beliau berbagi pengalamannya mengajar dengan hati, membuat proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi murid-muridnya. Ibu Fitriana menceritakan bagaimana ia tidak hanya mengajar di kelas, tapi juga berinteraksi dengan anak-anak di luar jam pelajaran, memahami kesulitan mereka, dan membangun hubungan yang dekat. Aku jadi sadar, guru itu bukan cuma "transporter" ilmu, tapi juga "pemantik" semangat dan "pembangun" karakter. Kualitas guru yang berdedikasi adalah kunci utama dari Pendidikan Bermutu Untuk Semua.

Pendidikan bermutu itu rasanya seperti apa, sih? Aku membayangkan, rasanya itu seperti menemukan jawaban soal matematika, bukan dengan rumus yang dihafal mati, tapi dengan cara-cara kreatif yang kita temukan sendiri. Seperti yang dibagikan oleh Ibu Dinnar Tasmulaylisyah, Fasilitator Sidina Community, yang menyoroti pentingnya pendidikan berbasis komunitas. Beliau mengingatkan kita bahwa proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tapi juga di lingkungan sekitar. Anak-anak bisa belajar tentang empati dan toleransi dari kegiatan sosial, mereka bisa belajar tentang lingkungan dari kerja bakti membersihkan sungai, dan mereka bisa belajar tentang kewirausahaan dari acara bazar di lingkungan.

Foto bersama para Kompasianer, dokpri.
Foto bersama para Kompasianer, dokpri.

Sekolah Bukan Cuma Bangunan, Tapi "Rumah" yang Nyaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun