Mohon tunggu...
Matesar Filoni
Matesar Filoni Mohon Tunggu... -

Pekerja indonesia diluar negeri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komentar Balasan untuk Irma Juniza

27 Juli 2014   03:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:04 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406382795927853666

Mbak Irma yang budiman, anda memang cocok menjadi lawan debat saya, karna berani mengangkat topic yang sangat sensitif bagi saya. yaitu keberatan mbak Irma terhadap PLURALISME kebangsaan.

memangnya kenapa dengan kristen evangelish mbak? tahukah mbak bahwa evangelish cuma sebutan dibeda negara, beda bahasa. (disebut evangelish di jerman, saya baca dari buku loh, bukan dari bapak saya) PADAHALNYA evangelish itu sendiri di indonesia adalah kristen protestan.

dan 1 dari 5 agama yang diakui di indonesia adalah kristen protestan.

tak perlulah saya bahas borok pejabat-pejabat muslim terdahulu, karna sekali lagi agama tidak pernah salah, tetapi manusia yang melabel diri mereka beragama yang selalu khilaf.

Indonesia adalah negara demokratis yang beragama, bukan negara agamis yang belajar berdemokrat. janganlah memberi sekat-sekat perbedaan, karna samapun belum tentu berkualitas.

mbak Irma yang cantik profile picturenya, mbak mengklaim saya kerdil, pemikiran saya sempit, mengerucut. mbak terlalu lama hidup dikalangan mayoritas, sehingga takut adanya perbedaan. mbak irma nggak akan pernah bisa merasakan rasa hidup sebagai orang yang lahir karna fisiknya keturunan tionghoa, atau orang yang pergi ketempat yang berbeda untuk ibadah. SAYA tidak mengkotak-kotakkan mereka, SAYA tidak pro dan kontra.

berbicara tentang income diindonesia yang terjadi ketimpangan, mbak Irma harusnya bertanya sendiri pada budaya dikeluarga mbak dan kalangan mbak yang mayoritas. JANGANLAH MENJADI CEMBURU BUTA, mbak, mereka (keturunan china, india) mereka dididik oleh orang tua terbaik (di amerika ada TIGER MOM) dimana mereka digembleng untuk membuktikan pada keluarga mereka, pada orang tua mereka, untuk kaum mayoritas kalau mereka bisa berprestasi. jadi jangan salahkan mereka jika mereka mendapat gaji lebih besar, karna BELAJAR adalah hidup mereka ketika menjadi PELAJAR, dan PEKERJAAN adalah hidup mereka ketika mereka jadi PEKERJA. Dan itu yang terjadi di malaysia sekarang ini….

saya sedih membaca komentar mbak yang mengeluarkan kecemburuan hati mbak. harusnya dengan mbak yang punya kesempatan disekolahkan oleh Bapak mbak ke universitas, saya yakin harusnya tidak ada lagi kecemburuan-kecemburuan seperti ini. saya yakin mbak, teman mbak yang mayoritas dan SAYA SENDIRI setengah mayoritas - setengah minoritas bisa bersaing dengan mereka, dengan cara yang lebih elegant.

Mbak Irma, cukuplah bermain detective-detective_an tentang konspirasi international. negara kita, Indonesia ini masih 3rd world country, andaipun ada kerjasama pasti itu sangat baik buat kita sebagai develop country. iya kan?

setidaknya diantara bangsa2 lain kita menjadi someone they need atau sesuatu (klo syahrini bilang “alhamdulilah ya.. sesuatu banget)

lagipula ide Indonesia sebagai negara yang bisa berdiri yang Pak prabowo kumandangkan itu omong kosong. coba dilogika kan, studi kasus : korea utara yang menyanjung-nyanjung negara sendiri, pertanyaannya adalah "apa yang ada dipikiran mbak irma sebagai orang indonesia tentang korea utara?” 1.PERNAH dengar sesuatu tentang mereka? (kecuali video youtube piala dunia 2014 yang mereka karang buat rakyatnya yang nggak tau apa-apa) 2.PERNAH punya teman sekantor dari korea utara? 3.PERNAH kenal teman tourist dari korea utara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun