"Apa aku bisa ketemu dia?" bisiknya.
Perempuan itu mengangguk.
Ruang rumah sakit itu sunyi.
Hanya suara alat monitor jantung dan suara infus yang menetes pelan. Ethan terbaring di ranjang, mata terpejam. Lebih pucat dari terakhir Ria lihat. Rambutnya sudah dipotong pendek.
Ria duduk di kursi sebelahnya. Pelan, ia meraih tangan Ethan yang dingin.
"Hei," bisiknya. "Ini gue, Ria."
Mata Ethan terbuka perlahan. Butuh beberapa detik sebelum ia fokus.
"Ria..." suaranya parau.
Ria mengangguk, menahan tangis.
"Maaf ya. Gue nggak bisa... gambar lagi," gumam Ethan, sambil melirik ke sudut ruangan kosong.
Ria menggenggam tangannya lebih erat. "Gak apa-apa. Lu udah ninggalin cukup banyak gambar buat gue."
Hening.
"Gue pengen bilang sesuatu, Tan..."
"Hm?"