Mohon tunggu...
Ficko Gafid Permana
Ficko Gafid Permana Mohon Tunggu... 23107030091 Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Pemuda yang memiliki sifat ilmu padi dan selalu menyala dalam menjalani kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Capek-capek Nulis Artikel Kompasiana Tapi Ga Dapet Pilihan

26 Februari 2025   01:09 Diperbarui: 26 Februari 2025   01:09 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi banyak orang, menulis artikel di platform seperti Kompasiana merupakan salah satu cara untuk berbagi pandangan, pengalaman, atau pengetahuan dengan audiens yang lebih luas. Kompasiana, sebagai salah satu platform blog terbesar di Indonesia, menawarkan kesempatan bagi penulis dari berbagai latar belakang untuk menunjukkan kreativitas mereka. Namun, tak jarang penulis merasa kecewa ketika artikel yang mereka kirimkan tidak terpilih untuk masuk ke halaman utama atau mendapatkan perhatian lebih dari pembaca. Apa yang sebenarnya terjadi di balik proses seleksi artikel ini? Mengapa terkadang meskipun sudah capek-capek menulis, artikel yang kita buat tidak mendapatkan pilihan dari tim editorial? 

Menulis dengan Harapan Mendapatkan Pilihan

Setiap penulis pasti memiliki harapan besar saat mengirimkan artikel ke Kompasiana. Ada yang menulis tentang isu-isu sosial terkini, cerita inspiratif, ulasan buku, atau bahkan pemikiran pribadi tentang kehidupan. Semua artikel tersebut diharapkan dapat mendapatkan perhatian lebih dari pembaca, bahkan jika memungkinkan, bisa terpilih dan ditampilkan di halaman utama Kompasiana. Pilihan tersebut tentu membawa keuntungan tidak hanya dari segi eksposur, tetapi juga memberikan rasa kepuasan bagi penulis, karena artikelnya dianggap layak dibaca oleh banyak orang.

Namun, kenyataannya tak selalu seperti itu. Beberapa penulis merasa frustrasi setelah berusaha keras menulis artikel yang panjang dan penuh riset, tetapi pada akhirnya artikel mereka tidak mendapatkan tempat di halaman utama atau bahkan tidak terpilih sama sekali. Ini tentu membuat penulis merasa kecewa, terutama jika artikel tersebut sudah dianggap sangat baik oleh diri sendiri. Lalu, apa yang menyebabkan hal ini terjadi?

Proses Seleksi yang Ketat

Tim editorial Kompasiana memiliki kriteria dan proses seleksi yang ketat dalam memilih artikel untuk dimuat di halaman utama. Tidak semua artikel yang dikirimkan bisa langsung terpilih begitu saja. Ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti relevansi topik, kualitas tulisan, kebermanfaatan bagi pembaca, serta kemampuan artikel untuk menarik perhatian audiens. Kompasiana juga sering memilih artikel yang dapat menambah wawasan atau membuka diskusi, sehingga tidak hanya menuliskan pendapat pribadi tanpa mempertimbangkan kepentingan publik.

Selain itu, popularitas artikel juga memengaruhi keputusan editorial. Artikel yang mendapatkan banyak perhatian, komentar, atau dibagikan di media sosial berpotensi lebih besar untuk dipilih. Hal ini membuat artikel yang lebih viral atau trending memiliki peluang lebih besar untuk terpilih. Dalam beberapa kasus, kualitas tulisan saja tidak cukup jika artikel tersebut tidak mampu menarik perhatian pembaca secara luas.T

Tidak Semua Tentang Kualitas, Tetapi Juga Keberuntungan

Ada kalanya, meskipun artikel sudah ditulis dengan sangat baik dan informatif, tetapi tidak terpilih karena faktor keberuntungan. Platform seperti Kompasiana memiliki banyak artikel yang dikirimkan setiap harinya, sehingga ada persaingan ketat antara satu artikel dengan lainnya. Bisa jadi, artikel yang Anda kirimkan terlewatkan atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup pada saat itu. Faktor timing juga berperan besar dalam hal ini. Jika topik yang Anda angkat tidak lagi "hangat" atau sudah banyak dibahas sebelumnya, artikel tersebut mungkin tidak mendapatkan tempat yang diinginkan.

Menulis Bukan Hanya Tentang Terpilih

Meskipun mendapatkan pilihan editorial bisa memberikan kepuasan tersendiri, sebenarnya menulis bukan hanya soal itu. Penulis yang baik tidak hanya menulis untuk mendapatkan popularitas atau perhatian semata, tetapi lebih kepada berbagi ide, informasi, atau pengalaman yang bermanfaat bagi pembaca. Banyak artikel yang meskipun tidak terpilih, tetap memiliki pembaca setia dan bisa mempengaruhi orang-orang yang membacanya.

Menulis di Kompasiana juga bisa menjadi sarana untuk mengasah keterampilan menulis dan membangun portofolio pribadi. Dengan konsisten menulis, siapa tahu, suatu saat artikel yang dulunya tidak terpilih bisa menjadi lebih baik dan lebih matang, sehingga menarik perhatian pembaca yang lebih luas. 

Capek-capek menulis artikel Kompasiana tapi tidak terpilih memang bisa membuat penulis merasa kecewa. Namun, hal ini bukan berarti perjuangan kita berakhir di sana. Proses seleksi yang ketat dan persaingan yang tinggi adalah hal yang wajar di dunia penulisan online. Yang penting adalah terus menulis dan berbagi pemikiran, karena setiap artikel yang kita buat adalah langkah untuk belajar lebih banyak dan memperbaiki diri. Jangan terlalu terpaku pada apakah artikel terpilih atau tidak, karena menulis adalah perjalanan yang tak terukur hanya dari satu keberhasilan saja, tetapi dari seberapa banyak kita terus mencoba dan berinovasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun