Mohon tunggu...
Fian N
Fian N Mohon Tunggu... Penikmat

Menulis adalah cara saya berdiskusi dengan segala kegelisahan di kepala. Penggagas Pondok baca Mataleza. Menyukai apa saja dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mental Tangguh Terhadap Kritik dan Pendapat Orang Lain

22 September 2025   08:17 Diperbarui: 22 September 2025   08:17 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay

Hidup ini adalah perjalanan yang penuh dengan suara-suara yang berasal dari luar diri kita. Ada yang mendukung, memberi semangat, bahkan memuji. Namun, tidak jarang pula ada kritik, komentar, dan pendapat orang lain yang terasa menyakitkan. Dalam menghadapi semua itu, mental yang tangguh menjadi kunci. Tanpa ketangguhan batin, kita mudah rapuh, goyah, dan kehilangan arah. Namun, dengan mental yang kuat, kritik justru bisa menjadi bahan bakar untuk tumbuh dan berkembang.

Kritik sering kali datang tanpa diminta. Ada yang disampaikan dengan cara halus, tetapi ada pula yang terdengar kasar dan menusuk. Pada titik inilah kita diuji: apakah kita akan marah, merasa rendah diri, atau menjadikannya bahan refleksi? Mental tangguh berarti tidak menutup telinga terhadap kritik, melainkan memilah dan mengambil esensi darinya. Kita belajar menerima bahwa tidak semua pendapat orang lain adalah serangan pribadi, sebagian justru bisa menjadi cermin untuk melihat diri kita lebih jelas.

Tidak semua yang dikatakan orang lain harus kita telan mentah-mentah. Ada kalanya pendapat orang dipengaruhi oleh sudut pandang, pengalaman, atau bahkan emosi mereka sendiri. Mental yang tangguh berarti mampu menyaring suara-suara tersebut. Mana yang bermanfaat untuk kita simpan, dan mana yang harus kita lepaskan. Dengan begitu, kita tidak larut dalam penilaian orang, tetapi tetap berpegang pada nilai dan tujuan hidup kita sendiri.

Ketika menghadapi kritik, penting untuk memiliki pijakan yang kokoh dalam diri. Kita perlu mengenal siapa diri kita, apa yang kita perjuangkan, dan ke mana kita melangkah. Mental tangguh lahir dari keyakinan ini: bahwa identitas dan harga diri kita tidak ditentukan oleh komentar orang lain. Dengan mengenali kelebihan sekaligus kekurangan kita, kita menjadi lebih tenang ketika ada yang menyoroti kelemahan, karena kita sadar bahwa kelemahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan peluang untuk berkembang.

Banyak orang sukses justru dibentuk oleh kritik. Mereka menjadikan komentar pedas sebagai bahan evaluasi, bukan alasan untuk berhenti. Mental tangguh adalah kesediaan untuk tetap maju meskipun orang lain meragukan, tetap percaya meskipun orang lain mencibir. Justru dari kritik itulah lahir kebijaksanaan dan kedewasaan, karena kita belajar menahan ego, mengolah rasa sakit, dan menemukan cara baru untuk melangkah lebih baik.

Dalam perjalanan hidup saya, tidak sedikit kritik yang terasa menyakitkan. Kadang hati ingin membalas, kadang ingin menyerah. Namun, ketika saya mencoba melihatnya dari sudut yang lebih jernih, saya menyadari bahwa kritik adalah bagian dari proses pembentukan diri. Ada kalanya saya harus mengakui kesalahan, ada kalanya saya harus tetap teguh dengan prinsip saya. Semua itu melatih saya untuk lebih kuat, lebih bijak, dan lebih siap menghadapi dunia yang penuh warna.

Mental tangguh terhadap kritik dan pendapat orang lain bukan berarti kita menjadi keras hati atau menolak semua masukan. Sebaliknya, itu berarti kita belajar membuka diri, tetapi juga menjaga diri. Kita mendengarkan, menyaring, lalu melangkah dengan penuh keyakinan. Kritik bisa melukai, tetapi hanya bila kita membiarkannya. Dengan mental tangguh, kritik justru menjadi batu pijakan untuk naik lebih tinggi, bukan batu sandungan yang menjatuhkan.

Pondok Baca Mataleza Olakile, 2025

Alfianus Nggoa (Fian N) selain suka membaca dan menulis juga suka kamu. Sejak tahun 2020 sampai saat ini menjadi tukang masak di Pondok Baca Mataleza Olakile. Mengabdi di SMPSK Kotagoa Boawae

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun