Ketika kita terbiasa menulis, kita juga terbiasa memperhatikan detail-detail kecil yang sering luput dari perhatian. Jurnal menjadi saksi betapa hidup bukan hanya tentang pencapaian besar, tetapi juga tentang momen sederhana yang memberi makna.
Mengabadikan Jejak Perjalanan
Setiap orang sedang menempuh perjalanan hidupnya masing-masing. Jurnal bagi saya adalah catatan perjalanan yang kelak bisa saya baca kembali. Ada kebahagiaan tersendiri ketika membuka halaman lama dan menemukan bagaimana saya dulu berpikir, berjuang, dan bermimpi.
Kadang, saya tersenyum sendiri melihat betapa polosnya harapan saya dulu, atau merasa terharu ketika menyadari bahwa beberapa impian kecil ternyata sudah terwujud. Atau ada momen yang menurut saya konyol, kartu ATM saya terteland alam mesin ATM dan dengan polos, saya seperti kebingungand an mau membongkar mesin ATM. Dari sana saya belajar untuk menghargai proses, bukan hanya hasil.
Menulis jurnal harian bukan sekadar kebiasaan, melainkan bentuk investasi diri. Ia melatih saya untuk lebih peka, lebih jujur, dan lebih menghargai hidup. Jurnal mengajarkan saya bahwa setiap hari selalu membawa cerita---baik suka maupun duka---yang patut untuk disyukuri dan direnungkan.
Bagi saya, menulis jurnal adalah cara untuk tidak hanya menjalani hidup, tetapi juga memahami arti hidup itu sendiri. Ia adalah cermin yang merefleksikan perjalanan, pengingat bahwa setiap langkah kecil berarti, dan bukti bahwa diri ini terus tumbuh seiring berjalannya waktu.
Pondok Baca Mataleza Olakile, 2025
Alfianus Nggoa (Fian N) selain suka membaca dan menulis juga suka kamu. Sejak tahun 2020 sampai saat ini menjadi tukang masak di Pondok Baca Mataleza Olakile. Saat ini mengabdi di SMPSK Kotagoa Boawae.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI