Walaupun buat sebagian pihak penunjukan tersebut dikatakan berlebihan, namun ia terlihat cukup percaya diri dengan apa yang ia lakukan.
Kemudian ia mulai melakukan proses penggantian dan pengisian formasi pimpinan perusahaan-perusahaan BUMN.
Berbeda dengan Rini yang terkesan sangat tertutup dan terlihat acak dalam menentukan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah ini.
Erick memakai mekanisme Tim Penilai Akhir dalam menentukan pejabat-pejabat BUMN. Tak tanggung-tanggung TPA ini langsung di bawah arahan Presiden Jokowi.
Dengan anggota diantaranya Wakil Presiden Maaruf Amin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan beberapa Menteri terkait, dan tentu saja Erick Thohir sebagai user dari personalia tersebut.
Erick sangat menyadari bahwa direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah ini, merupakan ujung tombak dari capaian Key Performance Indeks (KPI) Kementerian BUMN.
Makanya ia memilih personal-personal yang sekiranya memiliki kemampuan dan integritas, pemanggilan Ahok oleh Erick kemarin adalah salah satu upaya agar BUMN dipimpin oleh orang yang berintegritas sekaligus bisa kerja.
Pembentukan Holding juga merupakan pekerjaan rumah warisan Rini yang harus dibereskannya, Â Pembentukan holding BUMN farmasi, holding infrastruktur dan konstruksi, holding asuransi, holding perumahan, dan holding perbankan masih menunggu tangan dingin pemilik Mahaka Grup ini.
Dan yang terpenting Erick akan terus berusaha membersihkan BUMN dari virus korupsi yang selama ini terus menggerogoti.
Slogan Good Governance and Good Coorporate milik BUMN harus benar benar ditegakkan, agar membawa manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat Indonesia.
Sumber.
https://mediabumn.com/pengertian-bumn/2/