Sebaliknya, Indonesia masih tergolong negara berkembang. Data terbaru menunjukkan pendapatan per kapita Indonesia masih berada di bawah US$5.000 per tahun, jauh di bawah Swedia.Â
Rakyatnya masih berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan ironisnya, para wakilnya menikmati fasilitas dan tunjangan yang nilainya berkali-kali lipat pendapatan rata-rata rakyatnya.
Tindakan anggota parlemen Swedia bukan hanya tentang penghematan anggaran, tetapi juga tentang moral dan etika.Â
Mereka menunjukkan bahwa martabat dan kehormatan seorang pemimpin tidak diukur dari seberapa banyak uang atau fasilitas yang ia miliki, tetapi dari seberapa besar pengabdiannya kepada rakyat.
Mungkin sudah saatnya kita berkaca pada Swedia. Mereka membuktikan bahwa kehormatan menjadi wakil rakyat tidak diukur dari seberapa besar tunjangan yang diterima, tetapi dari seberapa dekat mereka hidup dengan realitas rakyat yang diwakili.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI