Jika itu terjadi, mungkin hal tersebut bisa disamakan dengan proses perjanjian Camp David 1978.
Presiden Amerika Serikat saat itu Jimmy Carter bertindak sebagai mediator perdamaian antara Mesir  dan Israel yang tengah terlibat konflik bersenjata.
Kemudian ia mengatur pertemuan antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin.
Pertemuan yang berlangsung selama 12 hari tersebut akhirnya melahirkan Perjanjian Camp David yang menyepakati perdamaian dan menghentikan konflik bersenjata antar mesir dan Israel.
Atas keberhasilan mendamaikan kedua negara bebuyutan tersebut, Presiden Jimmy Carter diganjar Nobel Perdamaian.
Berkaca pada peristiwa tersebut, peluang Jokowi untuk menjadi "calo perdamaian" antara Rusia dan Ukraina terbuka.
Apabila Jokowi mampu membawa kedua negara berkonflik, Ukraina dan Rusia kembali ke meja perundingan dan kemudian berhasil melahirkan perdamaian antar keduanya.
Bukan tidak mungkin, Jokowi akan diganjar sebagai peraih Nobel Perdamaian dan hal tersebut terbuka karena jalannya memang ada dengan memanfaatkan posisinya sebagai presidensi G-20, meski tetap harus lewat usaha yang luar biasa keras untuk meyakinkan banyak pihak.
Jika itu terjadi, akan menjadi legacy yang tak terlupakan bagi Jokowi dan Indonesia. Mungkinkah? Sulit tapi mungkin.
Well see lah, bagaimana tindak lanjut hasil pertemuan Jokowi dengan Zelensky dan Putin tersebut dalam beberapa waktu ke depan.
Â