Mohon tunggu...
ferlyy a
ferlyy a Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa kupu kupu

ferly si mahasiswa kupu kupu yang sedang berusaha menjaga kewarasan pada dirinya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secarik Surat dari Masa Depan, dari Aku untuk Diriku Sendiri

16 September 2022   00:38 Diperbarui: 16 September 2022   00:41 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


"Hai diriku sendiri! 

Bagaimana kabarmu hari ini? Aku harap kamu tidak sedang makan obat magh dan okky jelly drink penunda lapar lagi yaa, nanti aku kesakitan dimasa depan.

Puji syukur kehadirat Allah atas nikmat dan karunia yang diberikan sehingga saat ini aku bisa menuliskan bait rinduku untuk diriku sendiri dimasa lampau. Untuk diri yang tak pernah lelah berjuang, dan untuk diri yang selalu ingin menebar kebaikan. Aku tahu jalan yang kamu lalui tidaklah mudah, bisa jadi jalanmu lebih berbatu dan berliku. Namun jangan pernah sekalipun merasa lelah dan memutuskan untuk menyerah. Dulu kita pernah melewati masa-masa sulit seperti ini, kita hanya perlu melakukannya sekali lagi.

Aku ingin mengucapkan banyak terimakasih padamu untuk segala hal, untuk tetap bertahan , tetap berjuang dan tetap menjaga kewarasan ditengah kericuhan hati dan pikiran.

Aku bahkan masih ingat ketika setiap malam kamu menangis, mengeluh karena harimu lumayan buruk, bahkan mengeluh tak ingin melanjutkan apa yang telah dipilih. Mungkin bantal dan barang barang dikamarmupun sudah lelah dan bosan mendengar isakmu setiap hari. Tapi ketika melewati ambang pintu kamarmu orang sudah bisa menyaksikan lengkungan indah bibirmu, tawa yang terbahak bahak, dan langkahmu yang lincah tanpa ada isakan sedikitpun. Jika dunia bisa berkata dan berekspresi pasti ia akan tertawa melihat tingkah lakumu bak orang gila sehabis nangis tersendu langsung tertawa girang.


Tapi tangis dan lelahmu tak ada yang sia sia, pilihan besar saat kau tetap memilih untuk hidup dan sampai akhirnya aku bisa ada dititik ini, titik yang kau dambakan-dambakan.

Aku selalu bersyukur atas apa yang telah kau lewati pada saat itu. Kesibukan yang kerap kali menyita waktu, tenaga dan pikiran. Mungkin dulu aku terlalu memaksamu untuk bisa menguasai semua hal. Tapi paksaanku berdasarkan atas cinta yang mendalam padamu diri sendiri. Ketika kamu memberikan kesempatan untuk berjuang dengan porsi lebih, maka hasil yang kamu akan dapatkan tentu akan berada di atas rata-rata orang pada umumnya.

Maafkan aku yang sering memposisikanmu di tepi tebing, lalu mendorongmu untuk turun ke bawah bahkan memaksamu untuk melompat ke sisi lain tanpa peduli seberapa lebar jaraknya. Itu semua aku lakukan agar aku semakin banyak memiliki alasan untuk lebih mencintaimu, untuk terus bangga kepadamu.

Aku tak pernah melupakan pengalaman yang kau dapatkan dan yang kau beli. Diksi yang lucu mungkin, kenapa bisa disebut beli karena aku ingat dulu kau selalu menyisihkan sedikit uang gaji dan jajanmu untuk membeli pengalaman seperti jalan jalan diakhir pekan, menonton konser atau bioskop, ikut seminar, atau healing berujung hilang alias nyasar. Bahkan kamu rela menghabiskan bensinmu untuk sekedar mencari rute dan jalan baru dikota perantauan itu.

Semua yang kau lakukan terekam jelas dalam hati dan memori. Aku akan selalu minta ke Tuhan untuk jangan menghapus memori tentang perjalanan hidupku sedikitpun. Aku tidak mengizinkan Tuhan untuk mengambilnya, walaupun Tuhan tak perlu izin dariku untuk mengambil memori itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun