Mohon tunggu...
Felix Nesi
Felix Nesi Mohon Tunggu... Pemain Bola -

Pemain Bola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Pandai Besi Memaknai Hidup

16 Februari 2019   15:20 Diperbarui: 17 Februari 2019   00:01 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sekitarnya berserakan pisau, parang kebun, maupun kelewang yang baru saja diasah. Bagian pangkalnya telah ditajamkan dan dicocokkan ke dalam gagang kayu yang belum dihaluskan.

"Saya tidak pernah memasang target harus bikin berapa dalam satu hari," begitu katanya saat saya bertanya tentang berapa banyak pisau dan parang yang ia hasilkan setiap hari. "Ini pekerjaan milik saya sendiri. Saya tidak mempunyai bos. Tidak ada yang memerintah. Ini saya kerja saya punya e. Jadi kalau capek, ya saya masuk ke rumah dan beristirahat, tidur-tidur."

Apakah Bapak pernah mempunyai bos? Saya bertanya lagi. Kebanggaan di nada suaranya saat menyebut dirinya sebagai tuan atas dirinya sendiri membuat saya tertarik kepada masa lalunya.

"Saya pernah menjadi tukang bangunan," katanya.

Itu sekitar tahun 1986 sampai 1988, demikian ia berkisah. Ia pergi ke Kupang dan diperkerjakan oleh seseorang yang berasal dari Bali.

"Kakak tahu gedung di Undana yang ada perahu di atas tu, ko?" ia bertanya kepada saya. Saya mengangguk meski belum pernah melihat gedung itu. "Itu kami yang bikin,"katanya dengan bangga.

"Itu adalah masa-masa yang sulit," katanya. "Banyak perempuan yang ikut bekerja juga. Bikin campuran, pikul pasir... Kami dibayar 1500 rupiah per hari."

Charles sedang melayani pembelinya. Foto Pribadi
Charles sedang melayani pembelinya. Foto Pribadi
Percakapan kami terhenti oleh seseorang yang menepikan sepeda motornya dan dengan terburu-buru masuk ke dalam rumah kecil itu.

"Beta pu pesanan mana, Om?"

"Pesanan apa?" Charles balik bertanya.

"Ko parang kemarin tu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun