Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaknai Ibadah dengan Luas demi Keseimbangan Hidup

23 Maret 2024   22:58 Diperbarui: 23 Maret 2024   22:58 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah itu tidak sebatas sholat lima waktu, kemudian duduk dan menengadahkan tangan ke atas. Ketika anakmu menangis, maka ibadah tidak berhenti di masjid dan berdoa. Tetapi cara berdoanya, adalah kau pergi bekerja dan mendapat uang. Pulang membawa susu atau bubur, sehingga perut lapar penyebab tangis anakmu tertawarkan- 

Emha Ainun nadjib / sekarang seraing dipanggil Mbah Nun.

Sewaktu kuliah semester awal di sebuah Kampus swasta di Surabaya, saya punya jadwal bulanan. Yaitu pergi ke padang bulan, diadakan di desa Sumobito, Menturo -- Jombang -- Jawa Timur. Awal tahun 90-an merupakan cikal bakal, pengajian yang kini besar dan diadakan di beberapa kota.

Kegiatan diadakan mula-mula di mushola kecil, di pelataran rumah keluarga budayawan ternama ini. Saya tahu pengajian bagus ini, dari teman kampus yang bertetangga dengan keluarga Cak Nun. Saking seringnya datang, saya menjadi akrab dengan keluarga teman sekelas ini.

Mengikuti, menyimak dan meresapi materi di pengajian padang bulan. Sungguh menjadi pelipur lara, akan beratnya beban kehidupan sedang saya sandang. Saya masih umur belasan tahun akhir, ketika itu sudah kuliah sambil bekerja.

Pengin menyerah seaktu-waktu, karena badan capek yang luar biasa. Tetapi begitu mendengarkan siraman rohani itu, segala kesusahan sedikit tertepiskan. Dan banyak pencerahan didapatkan, membuat semangat hidup makin bertumbuh.

Ada materi pengajian, yang sampai sekarang masih membekas di benak. Rasanya sangat relate, diterapkan sampai kapanpun. Bagi saya menjadi ilmu baru tentang perspektif ibadah, yang sangat-sangat mengesankan.

---

Saya saking suka pemikiran mbah Nun, sampai mengoleksi buku-buku yang ditulis beliau. Sengaja membeli kaset kosong, digunakan untuk merekam pengajian atau seminar atau perform Mbah Nun bersama Group Musik Kiai Kanjeng.

Kalau ada jadwal (Mbah Nun) di Surabaya dan sekitarnya, saya tak segan ijin pulang lebih awal dari kantor. Pernah saya bela-belain ke Malang dan Mojokerto, demi mengikuti pentas bersama Kiai Kanjeng. Padahal sedang ngirit-ngiritnya, tapi uang itu tak dieman-eman, untuk mengikuti kajian mbah Nun.

Nah, soal pencerahan baru tentang ibadah, saya dapatkan saat padang bulan di Menturo. Pikiran ini seperti terbuka lebih lebar, memaknai ibadah secara lebih luas. Bahwa ibadah sebenarnya, tidak sebatas yang selama ini saya pahami.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Memaknai Ibadah dengan Luas demi Keseimbangan Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun