Mohon tunggu...
Felicia Juliani Leliga
Felicia Juliani Leliga Mohon Tunggu... Dosen S1 Manajemen UPH Kampus Surabaya

Penulis adalah salah satu dosen S1 Manajemen UPH Kampus Surabaya yang aktif menulis di beberapa artikel yang mengulas tentang kepemimpinan dan relasi sumber daya manusia sebagai human capital di suatu organisasi. Hal ini merupakan kontribusi penulis untuk ikut menambah ilmu pengetahuan dalam rangka memajukan generasi sumber daya manusia di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Persiapan HRD Menghadapi Generasi Alpha

18 Agustus 2025   22:16 Diperbarui: 18 Agustus 2025   22:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berjalannya waktu, dunia kerja akan kedatangan generasi baru yang disebut Generasi Alpha yaitu generasi yang lahir sejak tahun 2010 hingga sekitar 2025. Meski saat ini sebagian besar dari generasi tersebut masih duduk di bangku sekolah, tidak lama lagi akan memasuki dunia kerja. Human Resource Development (HRD) sebagai ujung tombak dalam pengelolaan sumber daya manusia, perlu mulai bersiap sejak dini agar mampu mengelola dan mengoptimalkan potensi Generasi Alpha secara efektif.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan HRD dalam mempersiapkan hal tersebut di masa depan yaitu sebagai berikut: 

1. Memahami Karakter Generasi Alpha

Generasi Alpha adalah generasi yang lahir dan tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat. Generasi ini tidak pernah hidup tanpa internet, smartphone, atau media sosial. Akibatnya, terbiasa dengan akses informasi yang instan, pembelajaran digital, serta pengalaman yang serba personal dan cepat. HRD perlu memahami bahwa Generasi Alpha kemungkinan besar akan lebih mandiri secara teknologi, namun juga lebih selektif dan kritis terhadap lingkungan kerja.

Selain itu, Generasi Alpha cenderung mencari makna dalam pekerjaan. Hal ini membuat lebih tertarik pada organisasi yang memiliki nilai sosial, visi jelas, dan budaya kerja yang sehat. Fleksibilitas, keberagaman, dan inklusivitas juga menjadi aspek yang sangat diperhatikan.

2. Desain Lingkungan Kerja yang Fleksibel dan Digital

HRD perlu mulai mengadopsi pendekatan yang fleksibel dalam merancang sistem kerja. Model kerja hybrid, penggunaan teknologi kolaboratif seperti cloud dan platform digital, serta fleksibilitas waktu menjadi kebutuhan penting. Generasi Alpha diprediksi tidak akan nyaman dengan pola kerja tradisional 9-to-5 yang kaku.

Selain itu, tempat kerja harus dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang mendukung produktivitas dan kolaborasi. Penggunaan Artificial Intelligence (AI), otomatisasi proses, serta pelatihan berbasis e-learning akan menjadi hal yang umum dan bahkan diharapkan.

3. Strategi Rekrutmen dan Employer Branding

Proses rekrutmen juga harus disesuaikan dengan preferensi Generasi Alpha. Generasi ini akan lebih tertarik pada perusahaan yang transparan, interaktif, dan memanfaatkan media digital dalam proses seleksi. Employer branding menjadi sangat penting karena perusahaan dapat dinilai dari reputasi di media sosial, nilai-nilai yang dijunjung, hingga testimoni karyawan.

HRD perlu membangun citra perusahaan yang tidak hanya menarik secara profesional, tetapi juga relevan secara sosial. Keterlibatan perusahaan dalam isu-isu keberlanjutan, inovasi, dan kesejahteraan karyawan akan menjadi daya tarik tersendiri.

4. Pelatihan dan Pengembangan yang Berkelanjutan

Meskipun Generasi Alpha sangat cakap teknologi, generasi ini tetap membutuhkan pembinaan soft-skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen stres. HRD perlu mengembangkan program pelatihan yang adaptif, berbasis teknologi, dan personalisasi. Microlearning dan pelatihan berbasis simulasi akan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.

5. Membangun Budaya Organisasi yang Relevan

Terakhir, HRD harus memastikan bahwa budaya organisasi mendukung kebutuhan dan harapan Generasi Alpha. Transparansi, kolaborasi, pengakuan atas kontribusi, serta kesempatan untuk berkembang secara personal dan profesional menjadi pilar penting dalam membangun loyalitas generasi ini. Sehingga inovasi dalam hal ini selalu diperlukan terutama dalam hal mengecek relevansi visi, misi, dan tujuan dengan situasi dan kondisi saat ini dari sisi internal maupun eksternal. 

Oleh karena itu, generasi Alpha akan membawa pola pikir dan ekspektasi baru ke dunia kerja. HRD perlu melakukan transformasi dari sekarang agar mampu menarik, mempertahankan, dan mengembangkan talenta generasi ini. Kesiapan ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun organisasi yang agile, inklusif, dan berorientasi pada masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun