4. Pelatihan dan Pengembangan yang Berkelanjutan
Meskipun Generasi Alpha sangat cakap teknologi, generasi ini tetap membutuhkan pembinaan soft-skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen stres. HRD perlu mengembangkan program pelatihan yang adaptif, berbasis teknologi, dan personalisasi. Microlearning dan pelatihan berbasis simulasi akan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.
5. Membangun Budaya Organisasi yang Relevan
Terakhir, HRD harus memastikan bahwa budaya organisasi mendukung kebutuhan dan harapan Generasi Alpha. Transparansi, kolaborasi, pengakuan atas kontribusi, serta kesempatan untuk berkembang secara personal dan profesional menjadi pilar penting dalam membangun loyalitas generasi ini. Sehingga inovasi dalam hal ini selalu diperlukan terutama dalam hal mengecek relevansi visi, misi, dan tujuan dengan situasi dan kondisi saat ini dari sisi internal maupun eksternal.Â
Oleh karena itu, generasi Alpha akan membawa pola pikir dan ekspektasi baru ke dunia kerja. HRD perlu melakukan transformasi dari sekarang agar mampu menarik, mempertahankan, dan mengembangkan talenta generasi ini. Kesiapan ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun organisasi yang agile, inklusif, dan berorientasi pada masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI