Mohon tunggu...
Felicia Meli Fonnenti
Felicia Meli Fonnenti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bukan mencari yang sempurna, namun mencari yang tepat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Erupsi Gunung Semeru, Apakah Bisa Diantisipasi?

14 Desember 2021   18:11 Diperbarui: 5 Desember 2022   08:53 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi seperti PVMBG harus mempertahankan struktur sistem peringatan dini yang terhubung dengan komunitas akar rumput. Sistem peringatan dini yang sehat harus mampu menyelamatkan nyawa. 

Klaim adanya formal volcano early warning system (VEWS) yang berfungsi dengan baik namun terbukti tidak mampu menyelamatkan masyarakat menunjukkan bahwa keseluruhan VEWS tetap merupakan teks prosedur birokrasi elitis yang tidak ada kaitannya dengan keselamatan publik.

Masyarakat harus dilibatkan dalam peran mengelola risiko gunung berapi dan sistem peringatan. Sistem peringatan dini yang bekerja untuk orang-orang yang rentan harus berjalan dua arah. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan PVMBG harus bekerja sama dengan dan bagi masyarakat untuk melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana tersebut.

Ada juga kebutuhan untuk mengintegrasikan sistem pemantauan bahaya klimatologi dan hidrologi dan pemantauan bahaya vulkanik dengan kesiapsiagaan yang dipimpin masyarakat. 

Sejauh ini, peringatan dini cuaca ekstrem dipantau secara terpisah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

PVMBG harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang sifat interaksi gunung berapi dengan iklim dan cuaca ekstrim untuk menjelaskan hal ini kepada pemerintah daerah dan penduduk.

Integrasi VEWS dengan sistem peringatan berbagai bahaya dikenal sebagai sistem peringatan dini multi-bahaya (MHEWS). Masih ada kesenjangan kelembagaan yang serius yang perlu diselesaikan di Indonesia. 

Upaya yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem peringatan dini di Indonesia lintas bahaya tidak mudah untuk dikaji secara rinci di tingkat regulasi, koordinasi dan perencanaan, apalagi di tingkat implementasi. Namun, VEWS Indonesia harus segera mengadopsi pendekatan multidimensi untuk menyelamatkan nyawa masyarakat.

Informasi Panduan Mengurangi Risiko Bencana Gunung Meletus

  • Tutup rapat jendela, Pintu, dan lubang angin rumah.
  • Lindungi kendaraan bermotor atau peralatan mesin lainnya dan matikan mesinnya.
  • Masukan hewan peliharaan dan persediaan makanan ke tempat lebih aman
  • Kumpulkan keluarga, ambil tas yang sudah di siapkan, dan segera mengungsi
  • Kenakan pakaian yang melindungi tubuh, seperti baju panjang, topi, dan lainnya.
  • Gunakan kacamata atau apapun untuk mencegah debu masuk mata.
  • Jangan memakai lensa kotak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutup mulut dan hidung
  • Menutup wajah dengan kedua belah tangan saat abu letusan gunung turun
  • Dengarkan instruksi pihak berwenang dan ikuti rute mengungsi yang di tetapkan
  • Hindari lokasi rawan letusan (Lereng Gunung, Lembah, Sungai Kering, Aliran lahar)
  • Usahakan masuk ke ruang lindung darurat/ Bungker
  • Siapkan diri menghadapi bencana susulan

Respons Dari Pemerintah

  • Otoritas penanggulangan bencana setempat telah mendirikan pusat evakuasi serta menyiapkan logistik untuk daerah yang terkena bencana;
  • Misi pencarian dan penyelamatan untuk orang hilang sedang berlangsung;
  • BNPB dan Kementerian Kesehatan telah mengirimkan tim untuk mendukung BPBD Kabupaten Lumajang dan Provinsi Jawa Timur. Pemberian bantuan berupa selimut makanan instan, terpal, tenda darurat, dan Alat Pelindung Diri (APD) dilakukan;
  • PVMBG dan BMKG secara aktif memantau Gunung Semeru. Berdasarkan penilaian PVMBG dan pertimbangan potensi bahaya, Gunung Semeru tetap berada pada Tingkat Waspada II (Waspada). Dalam Kewaspadaan Tingkat II, disarankan agar masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 km dari kawah Gunung Semeru dan 5 km ke arah selatan-tenggara dari kawah. Siaga Tingkat II juga menyerukan kewaspadaan terhadap awan panas, aliran lava, dan aliran lahar—potensi bahaya dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
  • Menurut BMKG, tidak ada dampak signifikan terhadap aktivitas penerbangan di bandara dekat Gunung Semeru;
  • Kabupaten Lumajang masih mengevaluasi situasi terkait penetapan status tanggap darurat;
  • Penilaian kerusakan dan dampak sedang berlangsung oleh otoritas dan lembaga terkait

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun