Mohon tunggu...
Muhamad Fauzi Arif
Muhamad Fauzi Arif Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa dengan minat di bidang penulisan kreatif dan jurnalistik. Hobi bermain badminton, membaca buku, serta mengamati isu-isu terkini untuk dijadikan bahan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reshuffle Prabowo, Siapa Untung Siapa Rugi dalam Peta Kekuasaan Baru

19 September 2025   16:31 Diperbarui: 19 September 2025   16:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam pusaran politik hari ini, perombakan kabinet alias reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto bukan soal sekadar mengganti menteri yang tak maksimal atau kurang populer. Ini adalah panggung bagi strategi yang sangat politis, sebuah permainan kekuasaan yang punya banyak lapisan. Kita perlu menelisik kategori-kategori politik apa yang sedang dimainkan, siapa yang diuntungkan, siapa yang mengalami marginalisasi, juga dampak terhadap legitimasi Prabowo sendiri.

1. Konteks Reshuffle: Evaluasi & Crisis Management

Reshuffle ketiga Kabinet Merah Putih, sebagaimana terjadi pada 8 dan 17 September 2025, muncul bukan dalam keadaan normal. Beberapa menteri yang dicopot berada dalam pusat kontroversi, kinerja yang dipertanyakan, bahkan masalah hukum atau integritas. 

Penggunaan istilah "evaluasi" oleh pihak istana menunjukkan bahwa presiden dan timnya menyadari bahwa tekanan publik cukup besar, bahwa kabinet harus dipertanggungjawabkan tidak hanya secara administratif, tetapi juga secara moral dan performatif. 

Tetapi, dalam analisis ala Rocky Gerung, "evaluasi" sering kali menjadi kata sandi untuk manuver politik: kapan posisi tertentu terlalu rentan, kapan harus diganti agar tidak menjadi duri dalam daging pemerintahan, atau agar kekuatan politik internal tetap terkonsolidasi.

2. Kategori Politik dalam Reshuffle

Bila kita tekan lebih dalam, ada beberapa kategori politik yang bermain:

a. Politik koalisi dan alokasi kursi

Prabowo datang dengan koalisi besar dalam Kabinet Merah Putih, yang terdiri dari banyak partai. Dalam koalisi seperti ini, perombakan menteri bukan hanya soal kompetensi, tetapi juga kewajiban politik: memenuhi tuntutan partai pendukung, mengakomodasi kelompok elite. Setiap perubahan menciptakan peluang bagi partai atau figur yang sebelumnya mungkin kurang mendapat kursi strategis.

b. Politik kompetisi internal & patronase

Ada bahwa menteri yang diganti mungkin bukan hanya karena kinerja buruk, tetapi juga karena kalah dalam kompetisi pengaruh di internal kabinet atau partai. Reshuffle bisa menjadi cara Prabowo menata ulang patronase---memberi reward kepada yang loyak, mengganti yang dianggap kurang sejalan dengan visi atau tekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun