Di tengah gempuran industri anime Jepang yang kian menguasai pasar hiburan global, terpilihnya Owen Cooper---aktor cilik serial Adolescence---dalam ajang Emmy menjadi momen reflektif bagi dunia entertainment Barat. Bukan sekadar kemenangan individu, tetapi sinyal bahwa industri hiburan sedang mencari cara untuk bertahan, beradaptasi, dan mungkin berevolusi.
Owen Cooper, kelahiran 2009, adalah representasi akhir generasi Z. Usianya mengingatkan penulis pada seorang murid TPQ yang pernah penulis dampingi ketika tinggal di masjid kampus di Malang. Mereka seumuran, dan dari sana penulis menyadari: aktor muda bukan hanya talenta panggung, tetapi juga anak-anak yang sedang tumbuh, belajar, dan mencari arah hidup. Maka, pertanyaannya bukan hanya bagaimana industri membentuk mereka, tetapi bagaimana industri menjaga mereka.
---
Hiburan sebagai Lembaga Pendidikan Massal
Industri hiburan sering dipandang sebagai ruang eskapisme, tempat pelarian dari realitas. Padahal, ia memiliki potensi luar biasa sebagai kanal pendidikan publik. Serial seperti Adolescence, yang mengangkat isu-isu berat seperti misogini dan kejahatan remaja, bisa menjadi alat refleksi sosial jika aktor-aktornya juga dibina sebagai bagian dari proses edukatif itu.
Aktor muda seperti Owen Cooper seharusnya tidak hanya dilatih berakting, tetapi juga dibekali dengan pendidikan interdisipliner: tata negara, geopolitik, sastra, bahasa, kepanduan, bahkan spiritualitas. Mereka harus menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, dan berintegritas---karena mereka bukan hanya menghibur, tetapi juga membentuk opini publik, menjadi panutan, dan suatu saat bisa menjadi pemimpin.
---
Kegagalan Sistemik dan Pelajaran dari Masa Lalu
Kita telah menyaksikan kegagalan sistemik dalam membina aktor muda. Macaulay Culkin, Justin Bieber, bahkan Daniel Radcliffe adalah contoh bahwa ketenaran dini tanpa pembinaan bisa berujung pada alienasi, depresi, atau penolakan terhadap industri itu sendiri. Mereka bukan gagal secara personal, tetapi menjadi korban dari sistem yang hanya mengejar profit dan popularitas, tanpa menyediakan ruang belajar dan perlindungan psikologis.
Industri hiburan yang baik seharusnya tidak hanya menayangkan hiburan, tetapi juga membentuk karakter. Dengan kekuatan besar yang dimilikinya, ia punya tanggung jawab besar pula: menjaga aktor muda dari pengaruh negatif, baik dari masyarakat maupun dari dalam industri itu sendiri.