Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apakah Menjadi Introvert Buruk?

13 Juni 2022   22:22 Diperbarui: 14 Juni 2022   11:56 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judge terhadap introver sangat beragam, mulai dari sifat alamiahnya, tingkah laku, gaya berbicara sampai gaya berpakaian. Satu-satunya alasan kenapa kepribadian introver tidak disukai adalah karena minoritas. Karena jumlah ekstrover dan introver lebih banyak ekstrover maka introver menjadi minoritas, dan untuk apapun jenisnya, minoritas tidak pernah lepas dari yang namanya judge bersifat negatif. Dikutip dari laman Gramedia, populasi ekstrover di dunia sebanyak 60% sedangkan introver 40%. dan kepribadian ambiver sendiri meskipun ada namun tak bisa dipastikan, karena ambiver tentu tetap memiliki sisi yang menonjol, misal introver ambiver dan ekstrover ambiver. Jadi tetap ada sisi yang menonjol dari salah satunya.

Introver tidak semata-mata disebabkan oleh lingkungan keluarga yang tidak harmonis atau memiliki trauma tertentu. Dalam artikel di laman Klikdokter, seorang psikolog bernama Ikhsan Bella Persada, M.Psi. mengatakan bahwa introver dapat disebabkan oleh genetik dan faktor lingkungan. Jadi bukan semata-mata pernah mengalami kejadian traumatis atau pengalaman mengerikan dalam hidupnya.

Kamu, aku, dan semua orang pasti pernah bersikap menjengkelkan, yang mana kita sendiri tidak menyadarinya. Sama seperti sebuah kesalahan, sikap 'menjengkelkan' ini tidak bisa kita atur sesuai dengan keinginan orang lain. Karena kepribadian adalah sifat natural atau alamiah yang memang dimiliki seseorang dari lahir. Ya memang ada sikap yang bisa diatur, namun apakah kamu bisa mengatur mana makanan favoritmu? Kamu benci durian, tapi kamu dipaksa untuk makan durian oleh orang yang suka durian. Apa yang terjadi? Tentu saja kamu akan memuntahkannya. Sama seperti kepribadian. Personality is not about true or false. Kepribadian bukan tentang benar atau salah. Ini tentang bagaimana seseorang memang terlahir dengan gen seperti itu. Entah itu dari ayah atau ibu mereka, serta bagaimana pengasuhan orang tua dan lingkungannya.

Jadi mengatakan kalau introver itu buruk sama saja dengan mengatakan bahwa orang yang benci durian itu tidak valid. Kamu tahu bahwa ada orang yang sangat sangat tidak bisa minum kopi di dunia ini? Kamu tidak tahu bukan berarti tidak ada. Saya punya teman yang tidak mau minum kopi, ia bertanya-tanya kenapa semua orang suka kopi padahal menurut lidahnya kopi sangat tidak enak. Ini sama seperti menjadi introver. Orang membencinya karena mereka tidak nyaman dengan perbedaan, orang tidak nyaman dengan minoritas dan orang tidak mau toleransi tentang hal itu.

Saya pun sebagai pecinta kopi, merasa "what the hell? Kok ada yang gak suka kopi kayak dia?" tentu saja saya merasa aneh begitu, namun saya hanya membatin ini, saya tidak mencecarnya secara langsung hanya karena dia berbeda. Dan menurut saya ini kasus yang sama dengan introver.

Dan jujur saja, saya adalah introvert ambiver. Saya bisa bersosialisasi namun cepat lelah, meski begitu sebenarnya para introver tahu kalau mereka perlu bersosialisasi. Saya yakin kalau banyak introver jengah dengan kepribadiannya sendiri. Susah berbicara di depan umum, susah bergaul bahkan itu mempengaruhi sosial life nya seperti tidak memiliki teman, tidak memiliki circle. Karena itu banyak dari mereka menantang diri mereka sendiri. They try to make challenge for themselves. Demi apa? Karena mereka tahu kalau tidak bisa terus menerus hidup dalam botol tertutup. Mereka ingin keluar, mereka ingin berubah, meskipun itu sangat sulit.

Jadi kalau ada temanmu introver dan sedang mencoba untuk bersosialisasi, bantulah, bukan di judge ini itu. tahukah kamu? Bahwa mereka sendiri melabeli diri mereka buruk, saya tidak bohong. Sesuai dengan pengalaman saya sendiri, para introver biasanya melabeli diri sendirinya dengan buruk, mereka sudah sadar diri. Mereka sudah cukup benci dengan diri mereka sendiri dan sekarang orang lain juga ikut membencinya, bayangkan bagaimana ia harus melewatinya?

Kemarin saya sempat melihat sebuah postingan di twitter yang diunggah oleh akun bernama Area Julid. Ia menulis seperti ini:

"Introver sering banget disuruh banyak ngobrol, kenapa gak ekstrover aja yang sekali-kali banyakin diam?"

Saya 100% setuju dengan ini. Sudahlah, berhenti saling mengatur dan menghakimi. Coba saja kalian bandingkan berapa persen orang introver yang sukses di dunia, jumlahnya lebih banyak dari orang ekstrover, padahal populasi mereka jauh lebih banyak, mengapa bisa begitu? Karena orang introver biasanya cerdas dan pemikir kritis, bukan berarti para ekstrover tidak cerdas, hanya saja para introver memiliki kapasitas otak untuk berpikir secara kontemplatif lebih banyak dan lebih sering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun