Pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks modernisasi, banyak pesantren mulai mengembangkan konsep ecopesantren, yaitu model pesantren yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan kesadaran ekologis. Salah satu contoh nyata adalah Pondok Pesantren Darul Falah di Ponorogo yang menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan sekaligus menumbuhkan kemandirian santri. Sehingga pondok ini sekarang mendapatkan Adiwiyata Tahun 2024 dari Kementrian Lingkungan Hidup.
Pondok Pesantren Darul Falah menerapkan berbagai strategi pengelolaan lingkungan berbasis nilai Islam. Prinsip dasar yang digunakan adalah ajaran khilafah (tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi) dan amanah (menjaga titipan Allah berupa alam), serta menjunjung nilai-nilai profetik. Beberapa praktik nyata yang diterapkan antara lain:
- Pengelolaan Sampah Terpadu
Kegiatan pondok dimulai dengan kebiasaan santri yang membuang sampah sesuai dengan kriterianya. Santri dibiasakan memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah plastik dikumpulkan untuk didaur ulang.
- Pertanian Ramah Lingkungan
Pesantren mengembangkan sawah tanam beras pink dengan metode organik. Santri terlibat langsung dalam proses menanam, merawat, hingga memanen hasil kebun. Selain itu juga adanya pengolahan pupuk organic juga dilakukan oleh pondok ini.
- Konservasi Air dan Pengelolaan Limbah
Penggunaan air diatur dengan hemat melalui penampungan air hujan dan irigasi sederhana. Limbah cair dimanfaatkan dengan menggunakan sistem drainase sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar
- Penghijauan dan Kebersihan Lingkungan
Lingkungan pesantren ditata hijau dengan pepohonan rindang dan taman kecil. Santri dilibatkan dalam kegiatan rutin menjaga kebersihan dan keindahan pesantren.
Selain aspek ekologis, Pondok Pesantren Darul Falah juga mengintegrasikan konsep kemandirian ekonomi santri. Kemandirian ini tumbuh melalui kegiatan produktif yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan, antara lain:
- Pengelolaan Kebun Pesantren: Hasil panen beras pink dapat digunakan untuk kebutuhan dapur pesantren sekaligus dijual ke masyarakat sekitar.
- Kerajinan Daur Ulang: Santri mengolah limbah plastik dan kertas menjadi produk kreatif seperti pot bunga, keranjang, dan souvenir.
- Unit Usaha Mandiri:Â Beberapa kegiatan usaha pesantren dijalankan dengan melibatkan santri, sehingga menumbuhkan mental wirausaha sekaligus melatih tanggung jawab. Adanya koperasi dan kerjasama usaha dimasyarakat menimbulkan konsep kemandirian.
Ecopesantren Darul Falah berhasil membangun budaya peduli lingkungan di kalangan santri. Lingkungan yang bersih, hijau, dan produktif menciptakan ekosistem belajar yang sehat serta menumbuhkan kesadaran ekologis sejak dini.
Melalui keterlibatan langsung dalam kegiatan pertanian, dan usaha mandiri, santri tidak hanya memperoleh ilmu agama, tetapi juga keterampilan praktis untuk bekal hidup di masyarakat. Kemandirian ini memperkuat posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang komprehensif.
Model ecopesantren di Pondok Pesantren Darul Falah Ponorogo membuktikan bahwa pendidikan berbasis agama dapat selaras dengan praktik pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Dengan mengintegrasikan pengelolaan lingkungan dan kemandirian santri, pesantren ini menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pendidikan Islam dapat berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI