Mohon tunggu...
Fatin Hasna Rafifa
Fatin Hasna Rafifa Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi membaca, menonton drama, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Mempraktikkan Akhlak terhadap Allah dalam Kehidupan Spiritual

27 April 2024   15:24 Diperbarui: 27 April 2024   15:24 2926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Secara umum, doa adalah memohon dan meminta kepada Sang Pencipta dengan mengucapkan lafadz yang diinginkan dan dengan menjalankan persyaratan yang telah ditentukan, memohon sesuai dengan yang diinginkan, dan meminta agar dilindungi oleh Sang Pencipta. Di sini, maksud dari doa adalah sebuah tindakan spiritual yang berisi permohonan kepada Sang Pencipta. (Adz-Dzakiey, 2004: 450-451)

Seorang hamba harus selalu meminta atau berdoa kepada Allah dan tidak boleh putus asa apabila doa yang dipanjatkan belum terkabulkan, kemurahan Allah sangatlah luas, pemberian Allah tidak terhingga, dan karunia Allah sangatlah agung. Tiap-tiap manusia wajib tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta caranya dengan meneladani rasulullah dan melaksanakan hukum-Nya. Melaksanakan kewajiban itu harus dengan perbuatan, iman yang kuat, dan disertai ucapan doa. Agama adalah penggabungan dari ketiganya, yaitu perbuatan, iman, dan ucapan. Seseorang yang tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta artinya orang tersebut mendapatkan isyarat tentang kebenaran juga diberikan waktu untuk berubah dan memperbaiki diri. (Al-Qarni, 2007: 143)

Sebagai seorang mahasiswa, kita berkewajiban untuk berdoa atau meminta kepada Allah mengenai apa yang sedang kita butuhkan ataupun inginkan karena Allah-lah pemilik alam semesta beserta isinya. Dan dalam berdoa seseorang wajib meyakini doa yang dipanjatkan akan makbul baik cepat maupun lambat. Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar dari mereka sudah menerapkan perilaku akhlak kepada Allah yang ketujuh yaitu berdoa. Tetapi, ada sebagian kecil dari mereka yang menyatakan bahwa mereka jarang berdoa kepada Allah.

Bertawakkal kepada Allah Swt.

Tawakkal memiliki arti bergantung dan bersandar. Tawakkal kepada Sang Pencipta berarti berharap dan berserah diri kepada Sang Pencipta dalam hal apapun juga merasa puas dengan apa yang sudah dicukupkan oleh Sang Pencipta kepada hamba-Nya. Tawakkal adalah bagian dari iman yang sempurna. (Bin Shalih al-Utsaimin,2005: 83-84) Yang dimaksud dengan tawakkal tidak hanya diam saja tanpa adanya suatu perbuatan, tidak boleh pasrah terhadap keadaan, nasib, dan menanti apa yang akan tiba. Maksud tawakkal sebenarnya yang ada di dalam Al-Qur'an adalah perjuangan menggapai tujuan yang diinginkan. Setelah itu pasrah kepada Sang Pencipta agar hajat yang diinginkan dapat tergapai lewat berkat dan rahmat-Nya. (Ilyas, 2014: 45)
Ada dua jenis tawakkal, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, yaitu:
Bertawakkal kepada Sang Pencipta untuk mendapatkan keperluan hidup di dunia dan menyangkal hal-hal berbahaya.
Bertawakkal agar memperoleh apa yang disenangi Sang Pencipta, mencari rida-Nya melalui iman dan keyakinan yang dimiliki seorang hamba. (Al-Jauziyah, 2003: 91-92)
      Dalam Madarij as-Salikin-nya, Ibn Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa tawakkal adalah suatu amal perbuatan dengan cara bersandar kepada Sang Pencipta, dengan penuh keyakinan kepada Sang Pencipta, memohon perlindungan kepada Sang Pencipta, serta rida atas segala hal yang menimpanya, yakin bahwa Sang Pencipta akan mencukupi kebutuhannya, dengan senantiasa berusaha dan berjuang untuk mendapatkannya. Agama terdiri dari tawakkal (permohonan) dan inabah (ibadah). (Al-Jauziyah, 2003: 95)
Sebagai seorang mahasiswa, setelah kita berdoa kepada Allah yang wajib dilakukan adalah berusaha untuk mewujudkan doa tersebut dan memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah. Sebagai contoh, ketika akan melaksanakan ujian dalam perkuliahan hendaknya berdoa kepada Allah agar diberikan hasil yang maksimal dan disertai dengan usaha yaitu mempelajari materi-materi yang akan keluar dalam soal ujian. Setelah itu kita pasrahkan kepada Allah mengenai hasil dari ujian yang akan kita kerjakan nantinya. Berdasarkan hasil kuesioner, semua mahasiswa sudah mengimplementasikan akhlak kepada Allah yang kedelapan yaitu tawakkal dalam keseharian mahasiswa.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa akhlak manusia terhadap dirinya sendiri ialah berupa upaya menyeimbangkan jasmani dan rohani diri, tanpa pemaksaan salah satu dari keduanya, dan memelihara diri dengan sifat terpuji seperti bersyukur, ikhlas, sabar, pemaaf, taat, dan amanah. Selanjutnya, akhlak manusia terhadap allah swt. Sebagai sang pencipta ialah taat beribadah dan memelihara kelangsungan kehidupan sebagai khalifatullah fill ardh. Adapun akhlak manusia terhadap Rasulullah saw. Yaitu meneladani kehidupan beliau dan melaksanakan ajaran islam sesuai dengan perkataan, perbuatan, dan penetapan yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw. Adapun akhlakul karimah atau akhlak yang mulia terhadap allah swt. Yaitu , beriman, bertakwa, ikhas, bersyukur, bertaubat, berdzikir, berdo'a, dan bertawakal. Pemisahan aspek spiritualitas dan akhlak dari islam, dalam pemisahan aspek tersebut sebagai seorang  muslim adalah dengan memilki akidah yang  kuat, ibadah yang tekun, dan akhlak yang terpuji, dengan hal itu pasti semuanya bergerak secara seimbang dan berjalan berdampingan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2016). Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia. Jakarta:

Rajawali Pers.

Ahnyar. (2020). PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN

KECERDASAN SPIRITUAL. Akses 16 April 2024, dari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun