Mohon tunggu...
Fatin Hasna Rafifa
Fatin Hasna Rafifa Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi membaca, menonton drama, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Mempraktikkan Akhlak terhadap Allah dalam Kehidupan Spiritual

27 April 2024   15:24 Diperbarui: 27 April 2024   15:24 2926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lela, Fanisah Ameliya, Fatin Hasna Rafifa, Susi Yunda Amelia
Universitas Pelita Bangsa
Email : ellaaa363@gmail.com susiyundaamelia@gmail.com
fanisahameliya20@gmail.com fatinhasna89@gmail.com

ABSTRAK
Fenomena krisis akhlak di era globalisasi telah melanda generasi muda, sehingga ditemukan pemuda-pemudi yang enggan mengamalkan tuntunan Islam dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi akhlak manusia terhadap diri sendiri, Allah swt., dan Rasululllah saw. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research). Bahan bacaan yang bersumber dari referensi ilmiah, meliputi artikel, buku, prosiding, dan tugas akhir (skripsi, tesis, atau disertasi), dijadikan sebagai data penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akhlak manusia terhadap dirinya sendiri ialah berupa upaya menyeimbangkan jasmani dan rohani diri, tanpa pemaksaan salah satu dari keduanya, dan memelihara diri dengan sifat terpuji seperti syukur, ikhlas, sabar, pemaaf, dan amanah. Selanjutnya, akhlak manusia terhadap Allah swt. sebagai Sang Pencipta ialah taat beribadah dan memelihara kelangsungan kehidupan sebagai khalifatullah fil ardh. Adapun akhlak manusia terhadap Rasulullah saw. Yaitu meneladani kehidupan beliau dan melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan perkataan, perbuatan, dan penetapan yang dicontohkan Rasulullah saw.
Kata kunci: Akhlak, Allah, Kehidupan Spiritual

PENDAHULUAN

Akhlak merupakan cerminan peradaban suatu bangsa. Kehilangan akhlak, maka suatu bangsa akan mengalami kemunduran (Hasanah, 2015:25-47). Sebab, perilaku amoral dan tindak kriminalitas, bahkan radikalisme dan terorisme juga muncul akibat degradasi moral (Abidin, 2019:51-65). Oleh karena itu, pembenahan dan penguatan akhlak sangat penting diberikan sejak dini kepada anak bangsa. Dewasa ini, moralitas masyarakat Indonesia mengalami degradasi signifikan. Hal ini ditandai dengan maraknya tindak kriminalitas semisal pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, bahkan hadir dalam berbagai "kluster kriminal baru". Ditambah lagi, dengan minimnya antisipasi dari lingkungan keluarga, serta dijedanya sementara akses publik untuk melaksanakan pendidikan secara langsung dan terbuka (tatap muka) seperti biasanya, menjadikan pembenahan moral sebagai aspek emergency yang harus diprioritaskan (Laksana, 2016:167-184). Anak sebagai generasi bangsa, perlu diedukasi untuk memiliki karakter yang mulia. Tentu, peran ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah/madrasah, melainkan sinergitas antara tripusat pendidikan (sekolah, rumah, masyarakat). Atas dasar ini, diperlukan penanaman karakter dan penguatan edukasi keislaman kepada anak sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang (Muttaqin, 2014).      

Menurut Assingkily & Rangkuti (2020), peran keluarga dipandang sangat penting sebagai "benteng" dan "upaya filterisasi" penguatan akhlak kepada anak. Begitupun, penanaman akhlak terpuji dari lingkungan masyarakat dan sekolah menjadi support system bagi pembinaan karakter anak. Hal ini didasarkan pada fitrah anak sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Senada dengan di atas, Zulaikhah (2013) mengemukakan bahwa anak adalah individu ber-Tuhan, bermasyarakat, memiliki keluarga dan hidup secara merdeka sesuai panduan (pedoman) kehidupan, yakni al-Qur'an dan hadis Nabi saw. Lebih lanjut, Haris & Auliya (2019:46-64) menjelaskan setiap anak (individu) tidak bisa hidup sendiri, untuk itu diperlukan akhlak mulia (terpuji) bagi diri sendiri, orang lain, keluarga, dan terutama kepada Allah swt. 

Sejatinya, penelitian relevan tentang akhlak manusia telah dikaji dari berbagai sudut pandang oleh peneliti terdahulu. Di antaranya membahas dari aspek akhlak manusia sebagai makhluk sosial (Nursanti, 2014; Arifin, 2016), penanaman akhlak bagi anak sejak dini (Ibrahim, 2017:154-172), urgensi akhlak pada diri seorang pendidik (Rohana, 2018), pentingnya pendidikan akhlak sebagai ruh pendidikan Islam (Anekasari, 2018:91-115), dan akhlak manusia menurut para tokoh Muslim (Suryadarma & Haq, 2015; Bahroni, 2018). Mencermati literature review di atas, diketahui bahwa kajian tentang akhlak begitu luas dan banyaknya. Begitupun, masih ditemukan "gap" yang perlu diteliti lebih lanjut, yaitu dari aspek akhlak sebagai diri sendiri, sebagai makhluk Allah swt. dan sebagai umat Nabi saw.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekataan kualitatif, focus pembahasan dalam penelitian ini, yaitu akhlak manusia terhadap dirinya sendiri, kepadan Allah swt.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Akhlak

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari mufradnya khuluq yang berarti "budi pekerti" (Munawir, 2005:43). Sedangkan menurut terminologi, kata "budi pekerti", budi adalah yang ada pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran, rasio. Dengan demikian akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani maupun rohani. Manusia harus adil dalam memperlakukan diri sendiri, dan jangan pernah memaksa diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.

Pemisahan Spiritualitas dan Akhlak dari Asepek Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun