Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit (Sedang) Memarahi Bumi

8 Agustus 2020   08:12 Diperbarui: 8 Agustus 2020   08:08 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://pixabay.com/

Langit menggelegar penuh amarah
Menunjuk-nunjuk bumi seakan bersalah
Bumi menangis, tanahnya basah
Kenapa kau selalu memarahiku? Tanyanya resah

Bumi selalu mendamba dalam gairah
Menunggu kasih tercurah
Untuk menjahit kenangan yang indah
Dalam bongkahan kisah

Alam terdiam, hanya terdengar suara angin berdesah
Adakah hati tergugah?
Memaafkan, mengakhiri dendam tak sudah
Berpelukan, kembali tertawa renyah

Bumi dan langit dalam jarak yang terpisah
Sesungguhnya adalah kekasih dalam limpahan  sayang yang tertumpah

FS, 7 Agustus 2020

*puisi ini hanya fiksi semata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun