Di pelataran Borobudur kala senja bertahta,
Aku bertanya, kenapa begitu baik padaku
Kamu itu gampang mewek, manja. Aku tak tega gerutumu
Aku hanya tertawa bahagia
Tawa itu menggaung sepanjang masa
Dalam hiruk pikuk Malioboro,
Aku kembali bertanya, apa kita akan bersama sampai tua
Kamu itu cerewet, banyak tanya. Kau memarahiku.
Aku tersenyum lucu
Senyum itu tersimpan dalam kalbu
Mas, aku meminta dalam senyap kepada Tuhan
Kita sejati dalam persahabatan
Mas, kapan kita bertemu kembali?
Corona Dik, kamu tak boleh kemana-mana. Jangan Bandel, rungutmu
Mas, kau selalu membuat parasku berpelangi
@fatmisunarya, 28 Maret 2020