Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petaka Asap

18 September 2019   22:25 Diperbarui: 18 September 2019   22:27 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa aku akan mati?
Tanya bumi pada matahari
Parasku tlah  terbakar hitam
Paru-paruku berkubang asap kelam

Aku tak menyalahkan kau wahai matahari
Si Serakah membakar sampai ke ujung lapis bumi

Para bedebah berdiskusi empuk diruang sejuk
Sekedar bicara kosong tanpa tajuk
Sementara seorang pria hampir mati ditengah bara
Demi memadamkan api yang murka

Turunkan hujan harap jutaan insan mulai dahaga
Kami ingin bernafas tanpa dicemari tuba
Mereka mulai menyebut nama Tuhan
Kala hidup mereka dihimpit petaka

@fatmisunarya, 18 September 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun