Mohon tunggu...
Farida Putri Ramadhani
Farida Putri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akulah hanya seorang pujangga semut yang sedang merangkai proses tuk menghasilkan goresan cita setinggi langit birunya itu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Duka

8 November 2022   21:00 Diperbarui: 8 November 2022   21:04 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak duka 

Farida Putri Ramadhani 

Seorang yang tumbuh dewasa

Tak lagi tabu perihal rasa

Tentang asmara yang tak lagi sirna

Pada tuan sang idaman cinta

Tapi, hari itu telah berpaling kasih

Bak kembang layu diantara mekarnya melati

Tuan petik perihal bosan, dan terbuang

Laksana hirap, raga ini ditelan butala 

Sial! katanya menghardik ganas

Tangis cinta telah membasahi akalnya

Kini jadi petaka di magrib sunyi

Karena terlanjur jatuh di jurang hati

Guntur pun menyentak sengit

Nabastala senja pun menangis tragis

Menjelma saksi kala mesra berarti

Yang kini telah lepas dan pergi

Ingin dirasa jadi daun kering yang jalang

Terbang diantara angin badai menggarang

Biarkan hancur, nelangsa tak lagi ada

Walau nyatanya lebih kejam atas derita

Wahai kawan! Pesanku perihal rasa

Boleh saja, hadirkan cinta

Hanya saja, tak perlu kau ungkapkan

Cukup do'akan di sepertiga malam

Ingatlah Tuhan, sang pencipta

Jangan kau palingkan 

Hanya alasan cinta

Karena, Jodoh pun telah tertuliskan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun