Mohon tunggu...
Farida Putri Ramadhani
Farida Putri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akulah hanya seorang pujangga semut yang sedang merangkai proses tuk menghasilkan goresan cita setinggi langit birunya itu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Paling Humoris

6 September 2022   21:31 Diperbarui: 6 September 2022   21:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Farida Putri Ramadhani

Niscaya sunyi, keringat panas menelaga
Urgensi dikau dedikasi dalam canda tawa
Rasa dinyata ada, bukan gugur dalam selayang
Ulur tampak satu genggam dikau pegang
Lelucon dikau ungkap, sekali saja bukan?
Frasa memaknai ribuan durja menggelak

Isak sendu mungkin saja lupa
Terselip tawa tak ujung juga
Ringkas saja dikau istimewa
Ibarat petang dikau lentera malam
Alangkah tak suka alih silih meradang
Nantinya, dan terus saja
Ideologi cinta atas nama jenaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun