Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Beta Tar Bisa Lupa, Kenangan Manise di Ambon dan Saparua, Kepulauan Maluku

3 Juli 2021   15:17 Diperbarui: 6 Juli 2021   23:33 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Good to memorize the history to live our best. Sumber : koleksi pribadi
Good to memorize the history to live our best. Sumber : koleksi pribadi

Kunjungan pertama adalah ke Gereja Tua Imanuel Negeri Hila yang dibakar saat kerusuhan 1999-2005 lalu dibangun kembali tapi hingga saat ini hanya untuk menjadi saksi bisu (museum) karena tidak dipergunakan lagi untuk beribadah di sana dan memang tidak ada satu orang Kristen pun yang menetap di Negeri Hila sejak pecahnya kerusuhan itu. 

Semua umat Kristen mengungsi dan direlokasi di dekat bandara Pulau Ambon. Saat kunjungan ini, lonceng gereja belum diperbaiki namun dapat menjadi peringatan bagi semua manusia ciptaan TUHAN untuk menerapkan kasih TUHAN dan kerendahan hati dalam menjalani hidup berdampingan dalam damai. 

Damai di hati dan damai di bumi. Sumber : koleksi pribadi
Damai di hati dan damai di bumi. Sumber : koleksi pribadi

Selanjutnya kami menuju Benteng Amsterdam, sejarahnya mengutip tulisan di papan buatan pemda yang sudah buram, benteng ini dulu nya sebuah loji/redut yang diprakarsai oleh gubenur Belanda Johan Ottens tahun 1637. 

Kemudian tahun 1948 oleh penggantinya yaitu De Vlaming memerintahkan untuk menghancurkan redut itu dan menggantinya dengan bangunan baru yang dinamakan Benteng Amsterdam, yang selain  menjadi basis militer, juga menjadi kantor pusat administrasi VOC di Ambon pada masanya. 

Bangunan usia lebih dari 4 abad yang masih kokoh berdiri. Sumber : koleksi pribadi
Bangunan usia lebih dari 4 abad yang masih kokoh berdiri. Sumber : koleksi pribadi

Di dalam benteng ini juga terdapat blokhuis yang menjadi tempat tinggal  Rumphius ahli botani di abad 17. Benteng ini berjarak sekitar 50 m dari Gereja Tua Imanuel Negeri Hila dan masih terawat baik. Ada retribusi untuk masuk ke dalam benteng.

Arsitektur yang indah. Sumber : koleksi pribadi
Arsitektur yang indah. Sumber : koleksi pribadi

Pemandangan indah dari loteng Benteng Amsterdam. Sumber : koleksi pribadi
Pemandangan indah dari loteng Benteng Amsterdam. Sumber : koleksi pribadi

Di depan komplek benteng terdapat rumah kayu sederhana yang menyimpan beberapa literatur/buku dalam berbagai Bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun