Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Beta Tar Bisa Lupa, Kenangan Manise di Ambon dan Saparua, Kepulauan Maluku

3 Juli 2021   15:17 Diperbarui: 6 Juli 2021   23:33 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukti sejarah. Sumber : koleksi pribadi
Bukti sejarah. Sumber : koleksi pribadi

Pada 16 Mei 1817 benteng ini diserbu oleh rakyat Saparua di bawah pimpinan Kapitan Pattimura, seluruh penghuni benteng tewas kecuali putra residen yang bernama Juan Van Den Berg. Jatuhnya Benteng Duurstede di tangan rakyat Maluku mengakibatkan kedudukan VOC di Ambon dan Batavia goncang. 

Oleh karena itu, VOC memusatkan perhatiannya untuk merebut kembali benteng. Segala usaha telah dilakukan VOC di antaranya adalah mengirim bantuan tentara dan persenjataan perang, namun demikian setiap penyerangan tersebut selalu gagal. Situasi ini mendorong VOC bertindak lebih agresif, Komisaris van Middelkoop terpaksa meminta bantuan kepada Raja Ternate dan Tidore. 

Pada bulan November1817, VOC mengirimkan armada yang berjumlah 1500 orang atas sumbangan dari Raja Ternate dan Tidore tentunya. Penyerbuan ini dipimpin oleh Komisaris Jendral A. A Buyskers. Strategi yang dilakukan oleh Buyskers adalah menguasai pulau-pulau di sekitar Saparua, dan selanjutnya menguasai daerah kekuasaan Pattimura. 

Strategi tersebut ternyata cukup berhasil, Pattimura beserta pasukannya terdesak ke hutan sagu dan pegunungan, hingga akhirnya Kapitan Pattimura beserta tiga orang panglima berhasil ditangkap. Mereka dijatuhi hukuman mati yang dilaksanakan di Benteng Nieuw Victoria Pulau Ambon.

Berfoto dengan salah satu keturunan keluarga Pattimura. Sumber : koleksi pribadi
Berfoto dengan salah satu keturunan keluarga Pattimura. Sumber : koleksi pribadi

Tak jauh dari benteng tersebut, terletak rumah kediaman pahlawan nasional Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy. Hingga kini rumah sederhana tersebut masih berbentuk bangunan dengan kondisi asli, rumah yang terbuka untuk umum ini dikelola oleh pihak keluarga atas seizin Pemda setempat. 

Pihak keluarga menyambut wisatawan yang datang dengan ramah dengan mempersilahkan duduk dan mengisi buku tamu lalu bercerita tentang sejarah, silsilah keluarga dan beberapa barang peninggalan serta mempersilahkan untuk berfoto dengan memegang senjata dan tameng yang tersedia. Silahkan menyalurkan dana sukarela untuk memelihara situs sejarah ini.

Gerabah yang dibuat dengan damar. Sumber : koleksi pribadi
Gerabah yang dibuat dengan damar. Sumber : koleksi pribadi

Menarik untuk mengunjungi daerah pembuatan gerabah di Negeri / Desa Ouw yang merupakan desa adat terakhir dan terujung di timur Pulau Saparua. Ada beberapa industri rumah tangga dan  biasanya dikerjakan secara turun temurun. Produksi gerabahnya juga dinamakan sempe balanga yang terbuat dari tanah liat, tanah merah, pasir, air, pelepah pisang/kayu serta damar. Saya membeli satu set pajangan gerabah berupa peralatan dapur mini.

Membantu ekonomi masyarakat setempat dengan cara membeli souvenir karya anak Negeri Ouw. Sumber : koleksi pribadi
Membantu ekonomi masyarakat setempat dengan cara membeli souvenir karya anak Negeri Ouw. Sumber : koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun