Mohon tunggu...
Farhan S. Afifi
Farhan S. Afifi Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Jadilah seseorang yang berbeda, karena yang berbeda itu istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Turki Utsmani dan Runtuhnya Imperium Mamluk di Timur Tengah

24 Juli 2020   07:34 Diperbarui: 24 Juli 2020   20:49 5896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sini kita dapat mengkomparasikan diantara keduanya, bahwa Utsmani dengan kemajuannya di bidang militer mewakili wajah modern peperangan abad ke-16, sedangkan Mamluk dengan keahlian pertempuran jarak dekat mewakli wajah abad pertengahan.

Tepat pada 24 agustus 1516, perang berkecamuk di Kota Dabiq. Pasukan Ustmani dengan mudah meluluhlantahkan jajaran kesatria Mamluk dan menghancurkan sayap kanan pasukan Mamluk. 

Khair bey merupakan komandan sayap kiri Mamluk sekaligus Amir / Gurbenur Aleppo, ternyata telah memiliki kedekatan dan Dinasti Ustmaniyah sebelum pertempuran meletus dan ia pun telah mengalihkan dukungannya kepada pihak Utsmani. 

Pengkhianatan yang dilakukan Gurbenur Aleppo mempermudah Utsmani dalam memenangkan peperangan di Kota Dabiq. Dengan pasukan Mamluk yang tercerai berai, Qansuh melakukan upaya putus asa dengan mendesak penasihat agamanya untuk memanjatkan doa kemenangan bagi pasukannya. 

Salah satu komandan Mamluk menurunkan dan menyerahkan bendera sultan kepada Qansuh, seraya berkata: 

"Penguasa kami, ya Sultan, pasukan Utsmani telah mengalahkan kita. Selamatkan diri anda dan berlindunglah di Aleppo."

Ketika Qansuh menyadari bahwa ucapan komandannya memang benar, Qansuh terserang strok yang membuatnya setengah lumpuh dan tak sanggup untuk menaiki kudanya. Dengan seketika Qansuh terjatuh dan tewas di tempat. 

Dengan kemenangan Utsmani pada Pertempuran ini, teritorial kekuasaan Utsmani semakin meluas serta menjadi momentum dimana Salim memasuki Aleppo dan Damaskus tanpa perlawanan. Penaklukan Utsmani atas Suriah membuka jalan dalam penaklukan Dinasti Mamluk secara keseluruhan. 

Jalan menuju Kairo

Pasca kekalahan telak Mamluk di Marj Dabiq, komandan-komandan Mamluk yang tersisa berkumpul di Kairo untuk memilih pengganti Qansuh sebagai pemimpin Mamluk. Maka terpilihlah Al-Ashraf Tumanbay. 

Terdengar kabar bahwa Tumanbay baru saja diangkat menjadi sultan Mamluk penggati Qansuh, Salim langsung menulis surat kepada Tumanbay dan menawarkan dua opsi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun