Mohon tunggu...
Farah Rizky Farhanah
Farah Rizky Farhanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Mahasiswi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Daerah Istimewa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Wayang Kulit Indonesia "Javanese Shadow Theater: di San Fransisco"

4 Juni 2023   12:08 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:35 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayang Kulit adalah salah satu kesenian tradisional Indonesia yang berkembang pesat di Jawa dan Bali. Wayang biasanya ditampilkan dalam upacara keagamaan dan seni namun seiring berkembangnya zaman, kita dapat menyaksikan pertunjukan wayang kulit dalam berbagai pertemuan baik itu formal maupun informal.

Wayang kulit di masa modern seperti saat ini dijadikan sebagai hiburan dan juga sarana pendidikan untuk menambah pengetahuan mengenai tokoh-tokoh maupun musik yang mengiringi penyelenggaraan pentas wayang kulit.

Pertunjukan wayang di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri yang ditata dengan gaya yang unik dan menarik sehingga dapat meraih perhatian publik sebagai salah satu bagian mahakarya asli dari Indonesia.

Kesenian wayang kulit Indonesia diakui sebagai karya besar karena memiliki nilai tinggi bagi peradaban manusia bahkan menjadi salah satu wajah dari budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. 

Akan tetapi, Wayang sebagai warisan budaya Indonesia bisa saja dapat dihancurkan dan punah jika tidak ada apresiasi yang baik dari kalangan masyarakat dan pemerintah lokal maupun asing.

Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dengan menggunakan pengenalan objek yang dapat membantu orang-orang, terutama anak muda, untuk mengenali benda-benda wayang dari pola yang terdapat pada wayang itu sendiri sebagai bagian dari komunikasi lintas budaya dengan sasaran kepada masyarakat lokal maupun hingga masyarakat asing di kancah internasional khususnya di Amerika Serikat.

Eksistensi dari seni wayang kulit Indonesia di Amerika Serikat menjadi salah satu langkah penting untuk memperkenalkan budaya Indonesia. Hal tersebut telah dibuktikan dengan berbagai pertunjukan yang sering kali ditampilkan pada beberapa wilayah besar di Amerika Serikat seperti di New York, California hingga di San Fransisco yang ternyata cukup diminati dan diterima baik keberadaannya oleh masyarakat lokal dan asing di Amerika Serikat.

Salah satu pertunjukan wayang kulit tersebut yaitu pada acara Javanese Shadow Theater yang dilaksanakan di Hertz Hall UC Berkeley pada Minggu,16 April 2023 dan dianggap oleh khalayak publik telah memukau publik Amerika Serikat di San Francisco Bay Area. 

Pertunjukan tersebut diselenggarakan oleh Gamelan Sari Raras yang dipimpin oleh Dalang Midiyanto sebagai Direktur pengajar di Departemen Seni, UC Berkeley.

Pertunjukan tersebut mengundang dan menampilkan artis tamu dari Indonesia yaitu Ki Gunarto Gunotalijendro sebagai dalang dari wayang kulit yang ditampilkan, Sutendri Yusuf, Dunung Basuki, Angger Widhi Asmara, dan Heni Savitri sebagai vokalis.

Tidak hanya itu, hal lain yang berkembang karena langka dan tidak dapat diduga yakni ketika grup ansambel gamelan jawa yang ahli dan sangat dihormati yaitu UC Berkeley Sari Raras dari Jawa yang ikut bergabung dalam pertunjukan pada malam tersebut, berperan penting karena menjadi tuan rumah dari berbagai seniman yang terkenal.

Pada pertunjukan tersebut, kisah yang dibawakan menampilkan bagian klasik dari epiknya kisah Ramayana India: Penyelamatan Sita dengan judul-judul bahasa inggris dan membawakan wayang kulit yang sangat populer di seluruh Jawa dan Bali.

Pertunjukan di UC Berkeley berlangsung sepanjang malam selama kurang lebih dua jam waktu pertunjukan dengan dihadiri oleh para penonton yang di setiap sudutnya mengitari dalang, musisi, dan wayang kulit yang dipentaskan untuk menghibur para publik yang hadir pada malam tersebut.

Pada awal pertunjukan para publik dibuat kagum pada saat munculnya cahaya yang berkelap-kelip dan bayangan yang rumit menari di layar, dalam penyampaian mengenai kisah dan karakter kuno yang dibawakan juga terlihat menjadi seakan-akan nyata di tangan dan suara master bayangan, dalam pertunjukan mempesona yang sekaligus kuno dan modern.

Tidak hanya wayang kulit yang ikut ditampilkan dalam pertunjukan tersebut, namun juga diiringi dengan alat musik pendukung yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat jawa. Alat musik pendukung tersebut yaitu gamelan serta beberapa alat musik lainnya yang sebagian besar berbahan dasar dari perunggu dan sudah memiliki waktu cukup lama yakni sekitar 1.000 tahun yang lalu.

Perpaduan budaya tradisional Indonesia dan improvisasi yang dilakukan cukup mengesankan karena terlihat sangat serius namun tetap dapat menghibur kalangan publik Amerika Serikat yang hadir dan menyaksikan pertunjukan tersebut dengan seksama.

Pertunjukan tersebut menuai banyak perhatian terutama oleh Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi yang pada saat itu memberikan keterangan tertulisnya mengenai pertunjukan wayang kulit Hertz Hall UC Berkeley malam tersebut, bahwa dengan dilangsungkannya pertunjukan wayang kulit di kancah luar negeri maupun dalam negeri maka hal tersebut sudah menjadi bagian dari kesenian khas Indonesia yang menyita perhatian khalayak publik dan akan menjadi pertunjukan yang ditunggu oleh warga asing maupun lokal di San Fransisco Bay Area.

Beliau juga menyampaikan bahwa Seni wayang kulit Indonesia menjadi bagian dari entitas berbagai keberagaman budaya dan kesenian Indonesia yang tidak akan pernah menghilang hanya karena perubahan zaman dan diharapkan pada kemudian hari di masa depan tetap akan dinikmati tidak hanya oleh publik di tanah air Indonesia sahaja, akan tetapi juga hingga mencapai kancah internasional dan dapat dinikmati oleh publik asing khususnya di Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun